Mohon tunggu...
Dedy Padang
Dedy Padang Mohon Tunggu... Petani - Orang Biasa

Sedang berjuang menjadikan kegiatan menulis sebagai sarana yang sangat baik untuk menenangkan diri dan tidak tertutup kemungkinan orang lain pula.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Allah Tritunggal Maha Kudus

7 Juni 2019   21:16 Diperbarui: 29 Juni 2021   10:17 1819
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Satu, Kok Tiga?

Yoh 16:12-15

(Kotbah untuk Hari Raya Allah Tritunggal Mahakudus)

Sebagai orang Katolik, setiap kali hendak berdoa atau pun menyelesaikannya, pasti membuat tanda salib, yaitu "Dalam Nama Bapa, Dan Putera, Dan Roh Kudus. Amin". Dalam syahadat (credo) juga disebutkan: "Aku percaya akan Allah Bapa yang Mahakuasa ... Dan akan Yesus Kristus Putera-Nya yang Tunggal. Yang dikandung dalam Roh Kudus ...". 

Baca juga: Memahami Misteri Allah Tritunggal

Jika diperhatikan, baik dalam tanda salib pun juga dalam syahadat, disebutkan tiga Nama atau Pribadi yaitu Bapa, Putera dan Roh Kudus. Ketiga Nama atau Pribadi tersebut oleh Gereja Katolik disebut sebagai Allah Titunggal MahaKudus dan Gereja Katolik beriman kepada-Nya. Namun hal itu bukan hendak menunjukkan bahwa terdapat tiga Allah dalam iman Gereja Katolik sehingga Gereja Katolik disebut sebagai penganut paham Politheisme. Allah Gereja Katolik satu. Lalu bagaimana ketiga Nama atau Pribadi Allah tersebut dijelaskan?

Saudara/i yang dikasihi Tuhan. Dalam Injil yang dibacakan hari ini kita melihat kemisterian Allah Tritunggal Mahakudus tersebut. Yesus menginformasikan kepada para murid-Nya tentang kedatangan Roh Kebenaran yang akan membawa para murid kepada seluruh kebenaran yang telah diajarkan Yesus kepada mereka. 

Dan lagi, Yesus mengatakan bahwa Ia, Roh Kebenaran tersebut, berasal dari Bapa dan Diri-Nya sendiri; "Segala sesuatu yang Bapa punya adalah Aku punya" (ay. 15a). Dari Injil ini bisa kita lihat bahwa Allah Tritunggal Mahakudus itu tetap menyertai hidup para murid, begitu juga dengan kita hingga saat ini, sejak kehadiran Yesus di dunia pun juga saat Ia kembali kepada Bapa-Nya, yaitu melalui kehadiran Roh Kebenaran.

Baca juga: Menelaah Tritunggal Mahakudus: Berakal, Beriman, dan Berkasih

Untuk lebih memahami iman kepada Allah Tritunggal ini, kita bisa langsung mengertinya lewat siapa itu Allah. Allah adalah Kasih. Kasih tersebut diungkapkan kepada manusia melalui Putera-Nya Yesus. Yesus adalah wujud Cinta Allah yang menjadi manusia dan Ia membuat Cinta Allah tersebut teralami langsung oleh manusia. Selama hidup-Nya di dunia, Ia memperkenalkan Cinta Allah kepada manusia. Ketika tiba saatnya Yesus kembali kepada Bapa, Allah tidak meninggalkan kita seperti yatim piatu (bdk. Yoh 14:18).

Dia tetap hadir melalui Roh Kudus, itulah Roh Kebenaran. Roh tersebut adalah Roh Bapa dan Putera. Roh inilah yang memimpin kita kepada kebenaran, yaitu Allah telah datang dan bersabda kepada manusia. Dan bersama dengan Roh inilah, Allah menemani kita dalam melakukan peziarahan di dunia ini hingga satu saat nanti kita akan memandang wajah Allah secara langsung dari muka ke muka.

Baca juga: Allah Tritunggal dalam Teologi Trinitas Gereja Katolik

Yang bisa kita renungkan dalam misteri Allah Tritunggal ini ialah usaha Allah untuk membuat manusia mengenal Diri-Nya yang adalah Cinta. Kita juga dipanggil agar dalam menjalani hidup ini kita membuat banyak orang, atau sekurang-kurangnya yang di sekitar kita, mengalami isi cinta kita kepada mereka. Itulah wujud kesaksian kita akan iman kepada Allah Tritunggal Mahakudus di dunia ini. 

Jadi iman kita itu bukan sekedar membuat tanda Salib sewaktu berdoa atau mengucapkan credo setiap saat, tetapi melakukan kesaksian akan Dia melalui perbuatan Kasih kita setiap hari. Amin.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun