Satu, Kok Tiga?
Yoh 16:12-15
(Kotbah untuk Hari Raya Allah Tritunggal Mahakudus)
Sebagai orang Katolik, setiap kali hendak berdoa atau pun menyelesaikannya, pasti membuat tanda salib, yaitu "Dalam Nama Bapa, Dan Putera, Dan Roh Kudus. Amin". Dalam syahadat (credo) juga disebutkan: "Aku percaya akan Allah Bapa yang Mahakuasa ... Dan akan Yesus Kristus Putera-Nya yang Tunggal. Yang dikandung dalam Roh Kudus ...".Â
Baca juga: Memahami Misteri Allah Tritunggal
Jika diperhatikan, baik dalam tanda salib pun juga dalam syahadat, disebutkan tiga Nama atau Pribadi yaitu Bapa, Putera dan Roh Kudus. Ketiga Nama atau Pribadi tersebut oleh Gereja Katolik disebut sebagai Allah Titunggal MahaKudus dan Gereja Katolik beriman kepada-Nya. Namun hal itu bukan hendak menunjukkan bahwa terdapat tiga Allah dalam iman Gereja Katolik sehingga Gereja Katolik disebut sebagai penganut paham Politheisme. Allah Gereja Katolik satu. Lalu bagaimana ketiga Nama atau Pribadi Allah tersebut dijelaskan?
Saudara/i yang dikasihi Tuhan. Dalam Injil yang dibacakan hari ini kita melihat kemisterian Allah Tritunggal Mahakudus tersebut. Yesus menginformasikan kepada para murid-Nya tentang kedatangan Roh Kebenaran yang akan membawa para murid kepada seluruh kebenaran yang telah diajarkan Yesus kepada mereka.Â
Dan lagi, Yesus mengatakan bahwa Ia, Roh Kebenaran tersebut, berasal dari Bapa dan Diri-Nya sendiri; "Segala sesuatu yang Bapa punya adalah Aku punya" (ay. 15a). Dari Injil ini bisa kita lihat bahwa Allah Tritunggal Mahakudus itu tetap menyertai hidup para murid, begitu juga dengan kita hingga saat ini, sejak kehadiran Yesus di dunia pun juga saat Ia kembali kepada Bapa-Nya, yaitu melalui kehadiran Roh Kebenaran.
Baca juga: Menelaah Tritunggal Mahakudus: Berakal, Beriman, dan Berkasih
Untuk lebih memahami iman kepada Allah Tritunggal ini, kita bisa langsung mengertinya lewat siapa itu Allah. Allah adalah Kasih. Kasih tersebut diungkapkan kepada manusia melalui Putera-Nya Yesus. Yesus adalah wujud Cinta Allah yang menjadi manusia dan Ia membuat Cinta Allah tersebut teralami langsung oleh manusia. Selama hidup-Nya di dunia, Ia memperkenalkan Cinta Allah kepada manusia. Ketika tiba saatnya Yesus kembali kepada Bapa, Allah tidak meninggalkan kita seperti yatim piatu (bdk. Yoh 14:18).
Dia tetap hadir melalui Roh Kudus, itulah Roh Kebenaran. Roh tersebut adalah Roh Bapa dan Putera. Roh inilah yang memimpin kita kepada kebenaran, yaitu Allah telah datang dan bersabda kepada manusia. Dan bersama dengan Roh inilah, Allah menemani kita dalam melakukan peziarahan di dunia ini hingga satu saat nanti kita akan memandang wajah Allah secara langsung dari muka ke muka.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!