Mohon tunggu...
Dedy Eka Priyanto Ph.D
Dedy Eka Priyanto Ph.D Mohon Tunggu... Konsultan - Konsultan

Bekerja sebagai konsultan di salah satu big 4 accounting firm dan saat ini tinggal di Tokyo. Senang berbagi pengalaman lewat tulisan

Selanjutnya

Tutup

Analisis Artikel Utama

Suasana Pemilu di TPS Tokyo

14 April 2019   18:59 Diperbarui: 15 April 2019   13:22 611
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Suasana TPS Tokyo pagi hari|Dokumentasi pribadi

Warga Indonesia berbondong datang ke TPS KBRI Tokyo yang berlokasi di Sekolah Republik Indonesia Tokyo mulai sejak pagi pukul 7:30 waktu setempat. Setelah melewati pos pemeriksaan tas, warga antre dengan tertib di area yang telah ditentukan panitia PPLN. Ada 2 area yaitu area DPT (daftar pemilih tetap) dan area DPK (daftar pemilih khusus).

Area DPT dikhususkan bagi warga yang telah terdaftar dan mendapat undangan resmi  dari PPLN. Sedangkan area DPK dikhususkan bagi warga Indonesia yang tinggal di Jepang namun belum mendaftar atau warga Indonesia yang sedang berada di Jepang sementara dan membawa formulir A5.

TPS rencananya akan dibuka pukul 8:00, namun peserta baru dipanggil masuk mulai pukul 8:30 karena keberatan salah satu saksi capres nomor urut 02 terkait perbedaan jumlah surat suara.

Untuk surat suara pilpres tertulis 1232 surat di data, namun setelah dihitung surat suara berjumlah 1229, atau kurang 3 surat. Selain itu, surat suara untuk pileg berjumlah lebih dari 1250, sehingga untuk menyamai jumlah surat suara pilpres, sekitar 20 lebih surat suara pileg dimusnahkan. Setelah keberatan saksi ditulis dalam berita acara, proses pencoblosan akhirnya bisa dimulai.

Setelah menunjukkan undangan resmi, peserta diarahkan menuju ke balai Indonesia yang menjadi tempat pencoblosan. Kemudian petugas akan mengecek undangan tersebut melalui komputer, setelah itu baru mendapat nomor urut pencoblosan.

Suasana balai Indonesia yang menjadi tempat pencoblosan| Dokumentasi pribadi
Suasana balai Indonesia yang menjadi tempat pencoblosan| Dokumentasi pribadi
Setelah dipanggil nomor urut oleh panitia, peserta akan mendapat 2 macam surat suara dari panitia, kemudian mencoblos pilihannya dengan paku di bilik hitam. Terakhir surat suara dimasukkan ke kotak suara. 

Berbeda dengan kotak suara di tanah air yang terbuat dari kardus, kotak suara di Jepang terbuat dari plastik mika yang cukup kuat dan transparan.

Pemeriksaan kotak suara oleh saksi (sumber : PPLN Tokyo)
Pemeriksaan kotak suara oleh saksi (sumber : PPLN Tokyo)
Bagi peserta yang termasuk DKP, prosesnya lebih panjang. Pertama mereka harus mendaftar untuk mendapat nomor antrean sebelum jam 5 sore. Kemudian, baru melakukan pencoblosan setelah pukul 5 sore sesuai nomor urut. Jumlah antrean DKP cukup panjang sejak pagi hari, bahkan warga yang membawa A5 harus mengantre lebih dari 3 jam untuk mendapat nomor.

Untuk menghilangkan rasa lapar setelah mengantre cukup lama, tersedia juga bazar yang menyediakan menu khas tanah air seperti bakso, siomay dan sate. Kepadatan orang dan adanya bazar mengingatkan suasana lebaran Idul Adha di Tokyo.

Suasana bazar (dok. Pribadi)
Suasana bazar (dok. Pribadi)
Bila di media sosial terlihat jelas pertarungan sengit antara dua kubu capres yang bertanding, namun kali ini tidak jarang terlihat warga baik pendukung capres 01 dan 02 berfoto bersama di TPS. Hal ini menunjukkan, walaupun berbeda pilihan, persatuan tetaplah utama.

Waktupun sudah menunjukkan jam 4 sore lebih, namun antrean bukan bertambah pendek malah semakin panjang dan padat. Terlihat begitu besar antusias warga pada pemilu kali ini khususnya pada pilpres. Bahkan tidak sedikit yang baru pertama kali menggunakan hak pilihnya setelah tinggal berpuluh tahun di Jepang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun