Mohon tunggu...
Dedi Laksana
Dedi Laksana Mohon Tunggu... Wiraswasta - Karya Sastra Pujangga

Salah satu filosofi dasar cinta yg kujual dlm karya sastraku adalah,... Bisa bahagia dlm keadaan apapun, tanpa syarat apapun.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Di Manakah Cinta Itu?

4 Juli 2020   20:31 Diperbarui: 4 Juli 2020   20:30 148
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

====== Agus Pamuji ========

Berau, Kaltim (04 Juli 2020)

Seorang murid bertanya kepada Sang Guru

Dimanakah cinta itu?

Apakah ada di kedalaman telaga hati yang jernih

Yang lidah kalbunya selalu basah karena memantrakan subyek cintanya

Dan dalam deru nafasnya tidak pernah terlewat dari melafadzkan namanya

Atau ada di segala titik ruang di segenap hamparan bumi ini yang mana selalu menyebut namanya

Atau pula di setiap derit pergeseran waktu yang riak suaranya selalu menyala terang menerangi mentari

Setelah melewati selaksa tahun perjalanan khayalan

Sang Guru menjawab

Cinta benar bersemayam di tempat - tempat tadi

Tapi itu bukan rajanya cinta, baru bala tentara

Bukan dewanya cinta, baru sahayanya

Engkau akan menemukannya,

Kalau engkau sudah menapaki jalur sirkuit cinta

Mendaki tebing - tebingnya, mengarungi lautannya

Menyelami kedalaman airnya, menjadi garam bagi asinnya air laut

Kau tetap berenang, meski tajamnya mata karang dapat membutakan matamu

Kau tetap berlayar, meski samudra sudah menjadi lautan darah

Layar bahtera tetap tetap terkembang, meski arah angin berlawanan arah dengan langkahmu

Dan kau setia, meski kekasih hatimu telah meninggalkanmu

Dan kau tetap merangkak di jalanmu, meski cinta di hapus dari bumi

Fatwa Sang Guru sudah pudar tertiup angin senja terakhir di bumi

Tapi aku masih disini, berenang dipusaran ombak cinta yang seakan tiada batas akhir

Sampai jiwa ini, raga ini, karsa ini tidak bergerak lagi

Tinggal semangat yang masih tersisa untuk meneruskan pergerakan lokomotif cinta ini...............

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun