Mohon tunggu...
Dedi Kurniawan
Dedi Kurniawan Mohon Tunggu... -

Master Student at Master of Business and Management in Creative and Cultural Entrepreneurship School of Business and Management Institut Teknologi Bandung

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Tidak Ada Bisnis yang Mapan di Era ini

4 November 2016   17:36 Diperbarui: 6 November 2016   20:59 654
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kemarin saya membaca artikel yang mengulas tentang ini. Menurut saya sih menarik. Begini. Seperti kita saksikan dan alami bersama, sekarang kita telah sampai pada dunia dimana hampir semua teknologi terkini tidak dapat bertahan lama. Maksud saya tidak berumur panjang sampai ditemukannya teknologi terbaru sebagai penggantinya. 

Kemarin handphone dengan spesifikasi ini keren banget, eh beberapa bulan kemudian jadi jadul dan diganti dengan handphone dengan spesifikasi yang lebih handal. Lalu yang terbaru ini pun sebentar lagi akan jadi jadul juga dan digantikan dengan yang lain yang juga lebih bagus dan mutakhir. Begitu seterusnya. Tidak ada yang bertahan lama di era ini. Mesikpun pada saat pertama produk itu muncul ia seolah adalah penemuan terbaru yang luar biasa yang mampu menggantikan dan mengungguli produk yang lama, pada akhirnya sebentar lagi juga akan tergantikan.

Fenomena ini juga hampir terjadi di semua bidang-bidang teknologi utama. Lihat bagaimana kita mendapatkan informasi. Bagaimana dulunya kita berlangganan surat kabar, kita menunggu diantarkan setiap pagi oleh tukang penjajal surat kabar. Perhatikan juga bagaiamana kita dulunya mendengarkan musik dan berita melalui radio, menghafal dan menunggu jadwal-jadwal acaranya. 

Kita menonton film, video, iklan, berita dan hiburan lainnya melalui televisi. Tiba-tiba, dalam waktu yang tidak begitu lama semua itu – surat kabar, berita, musik, film, radio, dan iklan kita temukan hanya dalam benda kecil yang kita bisa bawa di kantong kita. 

Media-media yang kita pikir akan mapan itu ternyata tergantikan juga. Bayangkan fasilitas dan produk yang awalnya kita hanya bisa dapatkan jika kita memiliki banyak alat dan media lalu tiba-tiba kemudian sekarang kita bisa menemukannya hanya dalam benda yang jauh lebih kecil yang bisa kita genggam kemana saja. 

Semua media yang banyak dan berukuran besar itu tergantikan. Sekali lagi, ini menggambarkan tidak ada yang pasti, semuanya berubah dengan cepat. Tidak ada yang mapan, semuanya bisa digantikan dengan yang lebih baru, lebih baik, lebih canggih, lebih mutakhir, lebih murah, dan pergantian ini terjadi dalam waktu yang cepat. Pengganti ini pun akan diganti dan diubah, begitu seterusnya. Pergantian-pergantian ini terjadi cepat dan terus menerus. Era dengan fenomena inilah yang disebut sebagai The Age of Disruption.

Perubahan-perubahan yang sangat cepat dalam dunia teknologi ini sangat berpengaruh pada lingkungan bisnis dan ini sangat penting sekali untuk disadari oleh para pelaku bisnis. Hal ini karena perubahan cepat ini juga memaksa keinginan dan kebutuhan konsumen menjadi berubah, perilaku konsumen berubah, gaya dan cara hidup mereka berubah, desain dan style yang mereka inginkan berubah. Ditambah lagi di satu sisi sekarang ini semua orang sadar bahwa gerak bisnis haruslah consumer oriented. 

Bisnis harus menyesuaikan diri bersamaan dengan perubahan-perubahan yang terjadi pada konsumen. Matilah sebuah bisnis yang tidak paham konsumennya, tidak mengerti bahwa konsumennya telah berubah. Karena konsumen juga dipengaruhi oleh berbagai penawaran yang cepat sekali berubah dari waktu ke waktu. 

Tentu saja konsumen akan memilih penawaran yang terbaik yang biasanya paling mengerti keadaan dan kebutuhan kekinian konsumen. Penawaran dari bisnis yang lelet, jadul dan tidak susuai dengan perubahannya, akan konsumen tinggalkan. Maka sekali lagi, matilah bisnis semacam itu.

Akhir-akhir ini mungkin masih sangat lekat di benak kita dan mungkin juga masih terjadi sampai sekarang bagaimana fenomena taksi konvensional versus taksi online. Bayangkan, perusahaan taksi ‘raksasa’ yang sudah sangat mapan selama puluhan tahun di negeri ini harus ‘keok’ bersaing dengan pendatang baru yang bener-bener baru mengenal dunia bisnis transportasi. Selama puluhan tahun – sebut saja yang paling besar blue bird – menikmati zona nyaman dunia bisnisnya. 

Dia lupa bahwa ia sedang memasuki dunia yang serba tidak pasti, dunia yang sangat cepat sekali burubah – the age of disruption. Dia tidak melihat bagaimana konsumennya berubah, bagaimana konsumennya bosan dengan kemacetan, tidak melihat konsumen makin sibuk dan ingin yang lebih praktis dan lebih mudah. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun