Mohon tunggu...
Dedik Santosa
Dedik Santosa Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Internet marketer pemula di BROONET.COM

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kiat Berdaya Saing di Era Milenial

10 November 2017   19:33 Diperbarui: 7 Juni 2020   16:14 736
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kiat Berdaya Saing di Era Milenial

Berbagai karakter positif dan negatif tersemat pada sosok pemuda; ambisius, pantang menyerah, idealisme, egois dan seabrek sifat sifat lainnya. Tidak berlebihan dalam lagu yang berjudul Darah Muda, yang dipopulerkan Haji Roma Irama menggambarkan bagaimana karakter pemuda pada umumnya. Darah muda, darahnya para remaja. 

Yang selalu merasa gagah, tak pernah mau mengalah. Masa muda masa yang berapi  api. Yang maunya menang sendiri, walau salah tak peduli, darah muda". Di akhir liryk lagu tersebut penciptanya memberikan nasehat kepada pemuda untuk berhati  hati dalam melangkah supaya tidak menyesal di kemudian hari.

Saat ini tengah populer sebuah era yang disebut era milenial. Era yang menggambarkan orang yang berada di era itu disebut generasi milenial. Dikutip dari mediascapers milenial dikenal juga sebagai generasi Y adalah kelompok demografi setelah generasi X. Penjelasannya adalah anak  anak dari generasi Baby Boomers dan Gen-X yang tua. 

Para ahli dan peneliti biasanya menggunakan awal 1980-an sebagai awal kelahiran dan pertengahan 1990-an hingga awal 2000-an sebagai akhir kelahiran. Lantas, sebagai pemuda yang mencicipi era tersebut apa yang bisa kita lakukan agar bisa bersaing? Tentu, banyak cara yang bisa kita persiapkan sesuai kemampuan kita.

Sebenarnya berapa rentang usia syabab, youth atau lebih mudahnya disebut pemuda itu? Dalam Undang  Undang Republik Indonesia No 40 Tahun 2009 bahwa yang disebut pemuda itu adalah warga negara Indonesia yang berusia antara 18  30 tahun. Dan di usia tersebut mereka tengah memasuki periode penting dalam pertumbuhan dan perkembangan. Bisa kita bayangkan, apabila dalam fase terbaik itu mereka tidak diberdayakan dengan baik. Alih  alih menjadi generasi harapan bangsa, yang ada mereka menjadi sampah masyarakat yang keberadaannya meresahkan.

Memang bukan perkara mudah untuk menggerakkan dan menjadikan pemuda menjadi sosok yang tangguh baik jiwa maupun raganya. Mengingat jumlahnya yang begitu banyak dengan latar belakang berbeda. Indonesia memiliki jumlah penduduk yang tidak sedikit, bahkan masuk dalam kategori negara dengan penduduk terbanyak di dunia di bawah China, India dan Amerika Serikat. 

Dari data yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2014 jumlah pemuda di Indonesia sebanyak 61,68 juta atau sekitar 24,53 persen dari jumlah penduduk keseluruhan yang ada, 252,04 juta. Jumlah yang mencengangkan. Apabila disetarakan dengan penduduk sebuah negara, jumlah tersebut kurang lebih sejajar dengan negara Italia, Thailand dan Britania Raya.

Jika kita lihat realitas saat ini, tidak sedikit pemuda yang kita harapkan perannya untuk kemajuan bangsa ini tengah dilanda krisis moral, berbagai perilaku tidak terpuji sering menghiasi media  media baik cetak maupun elektronik. Pemakaian narkoba, pergaulan bebas, tawuran antar pelajar, perkelahian antar pendukung tim olah raga dan lainnya. 

Padahal jika dilogikakan, diselenggarakannya kompetisi olah raga maupun permaiinan tersebut adalah untuk mempersatukan masyarakat Indonesia pada umumnya. Realitasnya sangat mengecewakan, bahkan tidak sedikit dari peliaku tersebut menelan korban jiwa. Dari situasi dan kondisi inilah, penting sekali upaya sistematis dalam rangka mengarahkan mereka agar menjadi pemuda yang dapat menjadi kebanggan bangsa. Pemuda yang peduli akan keberlangsungan generasi  generasi selanjutnya. Menjadi contoh untuk generasi  generasi yang akan datang.

Memang tugas pemuda saat ini tidak seberat para pahlawan dahulu yang mengorbankan jwa raganya untuk menggapai kemerdekaan. Padahal mereka hanya berbekal senjata seadanya tapi mampu melawan para penjajah yang didukung dengan peralatan canggih, dan menang. Bisa dikatakan pemuda saat ini hanyalah mendapat warisan yang ditinggalkan para pahwalan terdahulu. 

Bukan hanya itu, pemuda juga menjadi penggerak perubahan  perubahan pasca kemerdekaan disaat situasi pemerintahan yang dirasa tidak memihak rakyat. Tidak berlebihan peran pemuda pada waktu itu merupakan agen of change (agen perubahan).

Dengan setatus ahli waris tersebut tentu bukan berarti pemuda tingal bersantai santai dan hanya memikirkan kehidupan pribadinya, ketika merasa sudah sukses dan nyaman lupa akan tanggung jawab terhadap keberlangsungan pemuda lainnya. Ingat, tidak semua manusia dilahirkan memiliki kelebihan terutama jiwa kepemimpinan, siapa yang akan menggerakkan mereka jika hanya memikirkan diri sendiri?

Kemerdekaan Indonesia telah membebaskan dua asset yang sangat berharga, apabila dikelola dengan baik tidak menutup kemungkinan bangsa ini menjadi bangsa yang besar. Pertama, Sumber Daya Alam (SDA) yang melimpah ruah, rempah  rempah, Kakao, Kelapa Sawit, Karet, Emas, Batubara, Minyak Bumi dan lainnya. 

Barangkali keelokan inilah yang membuat bangsa lain tergiur untuk berebut kekuasaan di negeri ini. Sedangkan asset yang Kedua adalah Sumber Daya Manusia (SDM) yang begitu banyak dan siap menatap masa depan, karena setelah berhasil keluar dari penjajahan rakyat Indonesia mendapat kemudahan dalam berbagai aspek, terutama pendidikan. Pemuda harus mampu mengelola asset ini dengan baik agar tidak melulu dikola bangsa lain.

Karakter Kuat Syarat Bermartabat

"Aja gumunan, aja getunan, aja kagetan, aja aleman, filosofi Jawa tersebut memiliki makna jangan mudah terheran  heran, jangan mudah menyesal, jangan mudah terkejut kejut, jangan mudah kolokan atau manja. Sebuah filosofi Jawa yang memperingatkan kita agar tidak mudah menirukan dari apa yang kita lihat. 

Untuk menjadi pemuda yang bisa menjadi agen perubahan harus memiliki karakter yang kuat. menurut Ki Hajar Dewantoro dalam bukunya yang berjudul Pendidikan (Pemikiran, Konsepsi, Keteladanan dan Sikap Merdeka) karakter atau watak adalah paduan dari segala tabiat manusia yang bersifat tetap, sehingga menjadi tanda yang khusus untuk membedakan orang satu dengan orang yang lainnya.

Meniru  niru dalam konteks ini adalah kita mudah terbawa oleh budaya bangsa lain yang dikemas dengan berbagai hiburan. Sehingga menjadikan budaya mereka sebagai life style, tentu ini bertolak belakang dengan sila Pancasila dimana kita harus mencintai produk  produk dalam negeri. Karena, faktanya dari budaya yang kita lihat biasanya kita ikut - ikutan menggunakan apa yang mereka gunakan, alat elektronik, fashion, gaya rambut dan lainnya. 

Bukan berarti kita tidak bisa menjadikan negara lain sebagai referensi, kita bisa mencari informasi bagaimana karakter  karakter positif yang dimiliki orang Jepang misalnya, sehingga mereka bisa memiliki ekonomi yang kuat.

Selain itu pemuda juga harus inovatif dan kreatif di berbagai bidang. Tidak bisa dipungkiri, majunya teknologi saat ini menuntut pemuda harus kreatif. Mark Zukenberg, CEO Facebook telah membuktikan dengan kreatifitasnya mampu mengantarkan ia sukses di usia muda, bahkan masuk dalam jajaran orang terkaya di dunia. Saat ini manusia dipermudah dalam segala aktifitasnya. 

Untuk membeli berbagai keperluan sehari  hari tidak perlu keluar rumah. Lagi  lagi sosok pemuda berada di balik perubahan  perubahan itu. Salah satu contoh bahwa pemuda harus kreatif dan inovatif.

Langkah yang tak kalah penting adalah tidak jemu dalam menuntut ilmu pengetahuan umum dan agama. Pencapaian Muhammad al Fatih dalam menaklukkan Konstantinopel di usia yang masih muda, 21 tahun bukan serta merta diraih dengan mudah. Orang tuanya telah mempersiapkan berbagai upaya untuk menjadikannya sosok yang tangguh dengan cara membekali ilmu pengetahuan dan agama dari guru  guru terbaik sejak kecil. Sehingga ia mampu mewujudkan janji Rasulullah Saw bahwa Konstantinopel dapat ditaklukkan. 

Dengan berbagai persiapan tersebut, tentu harapannya pemuda Indonesia mampu menjadi sosok tangguh yang dapat membawa perubahan di berbagai bidang kehidupan.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun