ngantuk dan kelelahan tampaknya menjadi salah satu tantangan yang dihadapi oleh gen z. Generasi ini, yang terdiri dari individu yang lahir antara pertengahan 1990-an hingga awal 2010-an, tumbuh dan berkembang dalam lingkungan yang penuh dengan rangsangan visual dan informasi yang terus mengalir.Â
Pada era digital dan teknologi yang semakin berkembang pesat, fenomenaNamun, meskipun memiliki akses tak terbatas ke berbagai hiburan dan informasi, generasi Z sering kali ditemukan mengalami rasa ngantuk yang berlebihan. Sejumlah faktor pun dapat diidentifikasi sebagai penyebab mengapa generasi Z cenderung mudah merasa ngantuk.
1. Tingkat Paparan Layar yang Tinggi
Salah satu faktor utama yang berkontribusi pada ngantuk di kalangan generasi Z adalah tingginya paparan layar dari berbagai perangkat digital seperti smartphone, tablet, dan komputer. Penelitian telah menunjukkan bahwa cahaya biru yang dipancarkan oleh layar elektronik dapat mengganggu produksi hormon melatonin yang mengatur ritme tidur dan bangun tubuh. Paparan cahaya biru ini dapat mengacaukan pola tidur, membuat tidur menjadi kurang nyenyak, dan pada akhirnya menyebabkan ngantuk di siang hari.
2. Kurangnya Tidur yang Kuat
Tuntutan akan jadwal yang padat, tugas sekolah, pekerjaan paruh waktu, serta tekanan sosial dalam bentuk media sosial dapat menyebabkan generasi Z sering mengorbankan waktu tidur mereka. Padahal, tidur yang cukup dan berkualitas sangat penting bagi kesehatan dan kesejahteraan fisik serta mental. Kurangnya tidur dapat mengganggu ritme sirkadian dan mengakibatkan akumulasi kelelahan di siang hari, yang mana sering kali berujung pada perasaan ngantuk yang berlebihan.
3. Polusi Digital dan Informasi Berlebihan
Generasi Z hidup dalam dunia yang penuh dengan informasi yang terus bergerak dan tak terbatas. Namun, kelebihan informasi ini dapat menjadi beban psikologis yang signifikan. Tekanan untuk selalu "update" dan terhubung dengan berita terbaru serta kehidupan teman-teman dalam dunia maya dapat menyebabkan stres dan kecemasan yang pada akhirnya berdampak pada tidur yang tidak nyenyak.
4. Kurangnya Aktivitas Fisik
Gaya hidup yang cenderung lebih banyak dihabiskan di dalam ruangan dengan berbagai perangkat elektronik dapat mengurangi waktu yang dihabiskan untuk beraktivitas fisik. Aktivitas fisik yang cukup telah terbukti membantu menjaga kualitas tidur dan energi di siang hari. Kurangnya gerakan fisik dapat menyebabkan perasaan lelah dan ngantuk.
5. Gangguan Kesehatan Mental
Generasi Z sering dihadapkan pada tekanan yang unik, seperti tekanan akademis, sosial, dan bahkan isu-isu global seperti perubahan iklim dan krisis kesehatan. Hal ini dapat memengaruhi kesehatan mental mereka, termasuk pola tidur. Gangguan tidur sering kali terkait dengan masalah kesehatan mental seperti kecemasan dan depresi, yang mana dapat menyebabkan ngantuk di siang hari.
6. Kebiasaan Tidur yang Tidak Teratur
Pola tidur yang tidak teratur, seperti begadang pada akhir pekan dan tidur larut malam, dapat mengacaukan ritme sirkadian tubuh. Tubuh memiliki jam biologis internal yang mengatur kapan kita merasa segar dan kapan kita merasa ngantuk. Kebiasaan tidur yang tidak teratur dapat membuat jam biologis ini menjadi bingung, yang pada akhirnya dapat menyebabkan ngantuk di siang hari.
Generasi Z, dengan semua potensi dan tantangannya, menghadapi masalah ngantuk yang kompleks. Paparan layar yang tinggi, kurangnya tidur yang memadai, polusi informasi digital, kurangnya aktivitas fisik, gangguan kesehatan mental, dan kebiasaan tidur yang tidak teratur semuanya berperan dalam fenomena ngantuk yang sering dialami oleh generasi ini.Â
Untuk mengatasi tantangan ini, penting bagi generasi Z untuk mengambil langkah-langkah proaktif dalam menjaga keseimbangan antara teknologi, tidur, aktivitas fisik, dan kesejahteraan mental. Edukasi tentang pentingnya tidur yang cukup, pengaturan waktu layar yang bijak, serta merawat kesehatan mental adalah langkah-langkah penting menuju generasi yang lebih sehat dan berenergi.
*Dilarang COPAS, Wajib Mengutip Tulisan ini
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H