Mohon tunggu...
Dedi Irawan
Dedi Irawan Mohon Tunggu... Penulis - The Pessimistic Man

Seorang lelaki pesimis yang bercerita tentang kehidupannya | Find me on Instagram @wilfrededida

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Perkembangan Studi Agama di Indonesia

16 Desember 2023   19:00 Diperbarui: 1 Januari 2024   13:01 104
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tujuan organisasi tersebut ialah, 1) Membentuk tali persaudaraan universal sesama manusia dengan tidak memandang bangsa, kepercayaan, jenis kelamin atau warna. 2) Memajukan pelajaran memanding -- bandingkan agama, filsafat dan ilmu pengetahuan. Dalam sumber yang disebutkan mempelajari agama -- agama kuno dan modern, filsafat dan sains. 3) Menyelidiki hukum -- hukum alam yang belum dapat dijelaskan dan kekuatan -- kekuatan di dalam diri manusia yang masih terpendam.

Fase Sarjana Muslim

Fase kedua yaitu, masa setelah teosofi hindia-belanda, yakni Studi PA (Perbandingan Agama) yang dilakukan oleh sarjana muslim di Indonesia. Karya - karya dari sarjana tersebut bahkan menjadi materi wajib dibeberapa sekolah Islam. Ada dua sarjana muslim yang paling menonjol di era ini; Mahmud Yunus dengan karyanya, al-Adyan. Dan Zainal Arifin Abbas dengan bukunya Perkembangan Fikiran Terhadap Agama (2 Jilid).  Kedua karya tersebut menggunakan pendekatan teologis dan historis. 

Fase ketiga yaitu, ketika studi PA didirikan diperguruan tinggi Islam. Disini lagi-lagi peran sarjana muslim atau akademisi. Didirikan secara formal lahir di PTAIN Yogyakarta pada 1961. Didirikan oleh Profesor Mukti Ali, akademisi alumnus McGill University Kanada magister dalam bidang islamic studies dan memperoleh doktor di Universitas Karachi Pakistan dalam bidang Sejarah Islam. Karena perjuangannya ia dijuluki dengan "Bapak Perbandingan Agama".

Alasan mendirikan studi agama di PTAIN ialah sebagai usaha dalam mengontrol ataupun menjadi solusi penting ditengah kemajemukan agama dan budaya di Indonesia, sehingga harus mempunyai disiplin ilmu yang jelas.

Fase keempat, yaitu fase studi agama di era reformasi. Fase ini ditandai dua peristiwa: 1) perubahan nama, dari Perbandingan Agama menjadi Studi Agama - Agama di beberapa perguruan tinggi Islam. 2) seiring perkembangan kehidupan sosial yang lebih kompleks di awal abad-21, studi agama diharapkan dapat merespon perihal-perihal agama secara komprehensif dan mempertahankan relevanivitasnya sebagai studi ilmiah.

*Dilarang COPAS, Wajib Mengutip Tulisan ini

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun