Pendidikan karakter tidak bisa hanya menjadi tanggung jawab sekolah. Keluarga, masyarakat, dan media harus ikut berperan:
Keluarga: Adakan pelatihan parenting untuk membantu orang tua menerapkan nilai-nilai karakter di rumah.
Masyarakat: Galakkan program berbasis komunitas, seperti kerja bakti atau kegiatan sosial yang melibatkan siswa.
-
Media: Gunakan platform media sosial untuk menyebarkan narasi positif dan inspiratif tentang pendidikan karakter.
4. Evaluasi yang Berbasis Data dan Partisipasi
Evaluasi pendidikan karakter tidak bisa hanya berupa laporan administratif. Libatkan siswa dalam proses evaluasi, misalnya dengan mengadakan survei atau forum diskusi. Gunakan data ini untuk memperbaiki program secara berkelanjutan.
Kesimpulan: Pendidikan Karakter yang Relevan untuk Zaman Ini
Pendidikan karakter adalah kunci untuk membentuk generasi yang siap menghadapi tantangan global. Namun, kebijakan lama yang hanya mengandalkan pembiasaan tidak akan cukup untuk menjawab persoalan yang semakin kompleks. Dengan pendekatan baru yang berfokus pada pola pikir, memanfaatkan teknologi, dan melibatkan seluruh elemen masyarakat, pendidikan karakter dapat menjadi lebih relevan dan berdampak.
Seperti yang pernah diungkapkan oleh Nelson Mandela, "Education is the most powerful weapon which you can use to change the world." Pendidikan karakter yang kuat tidak hanya membentuk individu yang baik, tetapi juga menciptakan masyarakat yang lebih bermartabat.
Saatnya kita berhenti mengulang pola lama dan mulai membangun strategi baru untuk membentuk generasi muda yang tidak hanya berkarakter, tetapi juga berpikir kritis dan inovatif. Bagaimana menurut Anda? Apakah pendidikan karakter di sekolah Anda sudah relevan dengan tantangan zaman?
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI