"Di tengah musim dingin, aku akhirnya belajar bahwa di dalam diriku ada musim panas yang tak terkalahkan."
Jejak yang kita tinggalkan di dunia adalah refleksi dari nilai-nilai yang kita pegang, bukan dari jumlah kekayaan atau pencapaian duniawi semata.
Pelajaran Besar dari Wasiat Sang Raja
Dari tiga permintaan tersebut, Raja Iskandar Zulkarnain mengajarkan kita tentang tiga pilar penting dalam kehidupan:
- Keterbatasan manusia terhadap takdir: Sebanyak apa pun usaha kita, ada batas yang tidak bisa kita kendalikan.
- Kesementaraan duniawi: Harta, kekuasaan, dan kejayaan dunia tidaklah abadi.
- Kekosongan awal dan akhir manusia: Hidup kita adalah pinjaman, dan yang benar-benar kita miliki adalah amal dan kebaikan yang kita lakukan.
Dalam agama Islam, hal ini juga sejalan dengan sabda Rasulullah SAW:
"Sesungguhnya dunia ini hanyalah tempat bercocok tanam untuk akhirat."
Kita diingatkan bahwa hidup adalah kesempatan untuk menanam kebaikan, membangun amal, dan menebarkan manfaat. Tidak ada satu pun yang kita miliki di dunia ini yang akan menyertai kita kecuali amal perbuatan.
Renungan untuk Kita Semua
Kisah Raja Iskandar Zulkarnain bukanlah sekadar cerita sejarah. Ia adalah cerminan dari pertanyaan mendasar yang harus kita renungkan: Apa tujuan kita hidup?
Apakah kita hidup hanya untuk mengejar harta dan status? Ataukah kita sedang berusaha membangun kehidupan yang bermakna bagi diri sendiri dan orang lain?
Sebagaimana pesan bijak Marcus Aurelius:
"Jika seseorang mengingat bahwa hidup adalah perjalanan singkat, ia akan memilih untuk melakukan hal-hal yang benar-benar penting."
Mari kita jadikan hidup ini sebagai perjalanan untuk menebar manfaat dan kasih sayang. Karena pada akhirnya, hanya itulah yang akan kita bawa ke keabadian.