Mohon tunggu...
Dedi  Djanuryadi
Dedi Djanuryadi Mohon Tunggu... Jurnalis - Man Born is free but everywhere in chains

Penggiat jurnalistik, public relations, fotografi, modelling, serta event organizer.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Anti Klimaks Gerakan Feminisme di Amerika Serikat: Free Love Berbuah Free Sex

2 September 2020   18:55 Diperbarui: 2 September 2020   20:50 397
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: www.dreamsteam.com

Perang terhadap pornografi merupakan perang melawan sebagian masyarakat AS yang membenarkannya. Sedangkan bagi komunitas pornografi sendiri, wabah ini mereka anggap sebagai perkembangan sosial baru. Menurut pemilik majalah porno Screw, Raunch Al Goldstein, pornografi adalah bagian dari semangat maju Amerika. Saat ini, industri pornografi di AS, memiliki tempat tersendiri dalam gaya hidup masyarakatnya.

Sebuah pelajaran moral dari gerakan feminisme di AS. Sehalus apa pun argumen tentang Free Love, ujung-ujungnya akan bermuara pada lautan syahwat bernama Free Sex. Dari lautan ini akan timbul pula buih-buih hitam yang bisa memporakporandakan bangunan moral sehat manusia, yaitu Pornografi dan Prostitusi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun