Ketika terjadi gerakan perlawanan kapada pemerintah kolonial dalam agresi militer pasca kemerdekaan, Subchi turut berjuang. Ketika dibentuk Barisan Muslimin Temanggung (BMT), ia diangkat sebagai pelindung.
Ternyata pak kiyai ini punya keahlian mensuwuk (memantrai) bambu runcing sehingga alat perang tradisional itu menjadi bertuah dan bisa mematikan musuh.
Ribuan pemuda pejuang, para santri dan pasukan hizbullah berdatangan ke Parakan untuk minta "dijiadzkan" bambu runcingnya. Setelah dicuci dan dimantrai kiyai, mereka  berangkat perang melawan tentara sekutu di Surabaya dan Ambarawa.
Pasukan bambu runcing yang dipimpin Bung Tomo itu tenyata dapat mengalahkan tentara sekutu yang dilengkapi senjata modern. Sangat mungkin ilmu kanugaran kiyai Subchi diwarisi dari kakeknya  kiyai Abdul Wahab. Ada narasi bahwa bambu runcing juga sudah digunakan dalam perang Dipinegoro.
Karena kebaikan hati dan bantuannya kapada para pejuang kemerdekaan, Kiyai  Subchi dikenal dan banyak dikunjungi tokoh. Ada politisi, pejabat negara dan pejabat militer.
Tercatat tokoh yang pernah datang antara lain Wahid Hasyim (Menteri Agama), Z.Arifin (panglima Hizbullah), KH Maskur (Sabilllah), Kasman Singodemejo, Mohammad Room tokoh perundingan Room van Royen kelahiran Parakan, Ruslan Abdul Gani dan beberapa lainnya. Â
Bahkan panglima perang Jendral  Sudirman tercatat beberapa kali berkunjung ke sana. Diceritakan, Jenderal Sudirman datang untuk minta bantuan,  dorongan doa dan petunjuk. Menurut sohibul hikayat,  Jendral Sudirman kalau berpergian atau berperang selalu dalam keadan suci, berwudhu dan puasa.  Dan itu konon berkat petunjuk kiyai Subchi.
Narasi itu memberi kesan bahwa kiyai Subchi setidaknya telah menjadi mentor spiritual jendral Sudirman. Wallahu alam.
Kiyai Subchi dianugerahi usia panjang. Beliau wafat pada tanggal 6 April 1958 dalam usia 101 tahun.
Saifuddin Zuhri dalam bukunya "Berangkat dari Pesantren", menggambarkan kondisi fisik kiyai Subchi. Â Dalam usia 90 tahun, kiyai sehat dan sigap. Waktu itulah beliau sibuk membantu ribuan laskar yang datang untuk "memanterai" bambu runcing.
Sayang meski sudah diusulkan tapi beliau belum dianugerahi sebagai Pahlawan Nasional.- ***