Mohon tunggu...
dedi s. asikin
dedi s. asikin Mohon Tunggu... Editor - hobi menulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

menulis sejak usia muda

Selanjutnya

Tutup

Money

Tiga Strategi Ekonomi ala Jokowi

30 Agustus 2021   22:18 Diperbarui: 30 Agustus 2021   22:23 96
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Mantap dan percaya diri, itulah Jokowi. Presiden RI yang ke tujuh itu berdiri tegak di hadapan 100 ekonom senior yang ada di republik ini. Mantan Wali kota Solo dan Gubernur DKI Jakarta itu menyampaikan rencana pengembangan ekonomi yang akan dilaksanakan pemerintah ke depan. Ada tiga Strategi katanya.

Pertama hilirisasi industri, kedua digitalisasi UMKM dan ketiga Pengembangan Ekonomi Hijau.

Program hilirisasi memungkinkan kita tidak lagi mengekspor bahan mentah seperti terjadi selama ini. Semua produksi dalam negeri akan diolah di sini minimal menjadi bahan setengah jadi. Baru kemudian diekspor. Dengan demikian terdapat nilai tambah penjualan yang cukup besar. Sebagai contoh yang sudah dilakukan semelter (pengolahan setengah jadi) dari besi baja saja kita memperoleh penjualan senilai USD 10,5 Milyar.

Ke depan akan dilakukan terus pengolahan di hilir atas produksi lain seperti bouxit, emas dan tembaga.

Strategi ekspor bahan mentah yang selama ini dilakukan telah menyebabkan perdagangan global kita devisit. Dua tahun lalu, Badan Pusat Statistik menyampaikan hasil telaahnya terkait lemahnya nilai ekspor. Selain masalah bahan mentah dan kualitas produksi yang rendah juga sempitnya pasar yang dijangkau. 

Menurut Kepala BPS, waktu itu Cacuk Sudaryanto, kita terlalu fokus berdagang dengan negara yang sedang asyik perang dagang seperti Amerika, Jepang dan Cina. Ia menyarankan agar perdagangan global dilakukan  dengan banyak negara lain. Tentu saja ia sangat mendukung strategi pak Jokowi dengan program semelter nya itu.

Apa yang direkom BPS itu tentu akan sangat melengkapi strategi Presiden Jokowi.

Strategi kedua yaitu digitalisasi UMKM menurut Jokowi sekarang sudah ada 15,5 juta UMKM yang sudah tranformasi digital. Masih ada 60 juta lagi yang akan menjadi sasaran sentuh program dan melakukan transformasi sehingga mereka bisa menembus pasar Global.

Yang dimaksud Presiden Jokowi dengan pengembangan ekonomi hijau yang merupakan strategi ke tiga adalah mengembangkan energi terbarukan.

Sesungguhnya strategi ini pernah dilaksanakan presiden SBY pada tahun 2006. Waktu itu disebut pengembangan Bahan Bakar Nabati atau juga dikenal dengan nama BBM terbarukan.

Konon ada 49 jenis tanaman di Indonesia yang bisa diolah menjadi bahan bakar. 

Sebut saja misalnya singkong, kacang tanah, kelapa sawit, jagung,jarak pagar, akar kepayang, rambutan, wijen, kapok, kemiri cina, pepaya, pulasan, kayumanis dan lain-lain. Timnas BBN Nabati waktu itu merekomendasikan singkong dan jarak pagar. 

Pertimbangannya, kedua jenis tanaman itu mudah ditanam di sembarang lahan. Dari dataran rendah sampai tinggi. Juga di lahan terlantar dan minim hara. Selain itu persaingan konsumsi nya juga rendah, apa lagi jarak pagar nyaris tidak ada.

Sudah direncanakan penanam 6 juta ha singkong dan jarak pagar serta pembangunan 11 industri pengolahan BBN dengan Investasi 200 trilyun yang akan ditanggung renteng negara dan BUMN.

Sayang, strategi  yang dianggap sebagai solusi dari kelangkaan bahan bakar fosil serta mengurangi kemiskinan dan pengangguran itu tidak berlanjut.

Jika sekarang kembali disentuh, maka ini tentu sangat baik. Akan terjadi pengurangan kemiskinan dan pengangguran. Akan terjadi penyerapan jutaan tenaga kerja ke sana.

Agar strategi itu berjalan, harus ada perencanaan yang matang dan terukur. Selain itu jangan "angat angat tai ayam", atau "gelebug ces". Apalagi PHP.

Begitulah pak Jokowi ! Itu kata para pengamat, yang nonton di luar pagar.- ***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun