Sebut saja misalnya singkong, kacang tanah, kelapa sawit, jagung,jarak pagar, akar kepayang, rambutan, wijen, kapok, kemiri cina, pepaya, pulasan, kayumanis dan lain-lain. Timnas BBN Nabati waktu itu merekomendasikan singkong dan jarak pagar.Â
Pertimbangannya, kedua jenis tanaman itu mudah ditanam di sembarang lahan. Dari dataran rendah sampai tinggi. Juga di lahan terlantar dan minim hara. Selain itu persaingan konsumsi nya juga rendah, apa lagi jarak pagar nyaris tidak ada.
Sudah direncanakan penanam 6 juta ha singkong dan jarak pagar serta pembangunan 11 industri pengolahan BBN dengan Investasi 200 trilyun yang akan ditanggung renteng negara dan BUMN.
Sayang, strategi  yang dianggap sebagai solusi dari kelangkaan bahan bakar fosil serta mengurangi kemiskinan dan pengangguran itu tidak berlanjut.
Jika sekarang kembali disentuh, maka ini tentu sangat baik. Akan terjadi pengurangan kemiskinan dan pengangguran. Akan terjadi penyerapan jutaan tenaga kerja ke sana.
Agar strategi itu berjalan, harus ada perencanaan yang matang dan terukur. Selain itu jangan "angat angat tai ayam", atau "gelebug ces". Apalagi PHP.
Begitulah pak Jokowi ! Itu kata para pengamat, yang nonton di luar pagar.- ***
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI