Artinya, pesan yang ingin disampaikan melalui tulisan ini adalah mau tidak mau, suka atau tidak suka, kita memang harus selalu teliti, cerdas dan selalu menggunakan akal sehat, serta harus meninggalkan dan menanggalkan kedunguan dalam membaca dan menerima sebuah berita. Berita apa pun, baik yang didapat dari jalur berita main stream mau media sosial.
Supaya kita tidak dengan mudah "termakan" oleh isu berita yang beredar liar di jagat media, yang tidak jelas apa maksudnya kenapa bisa menjadi berita. Apa lagi tanpa ba-bi-bu kita langsung pula men-share atau mem-forward atau meng-up-load ke media sosial lainnya.Â
Karena dampaknya ke emosi masyarakat bisa tidak terkendali dan berbahaya. Sehingga sebagai warga negara yang baik, kita wajib menyaring semua berita yang kita terima dengan ketelitian, kecerdasan serta akal sehat sebelum menyebar-luaskannya lagi. Apa lagi berita yang tergolong hoax yang dengan sangat mudah dan cepat beredar liar, terutama melalui media sosial.
Kita perlu mempertanyakan jika ada seseorang tiba-tiba terlihat seperti menonjolkan kedunguannya dalam menerima/membaca suatu berita, dan bahkan kemudian menyebar-luaskannya. Pada hal kita tau selama ini dia adalah seorang yang teliti, cerdas dan selalu menggunakan akal sehatnya. Ada apa...! Kenapa...!
Dan ini harus diluruskan lagi agar kembali teliti, cerdas dan menggunakan akal sehat. Dan inilah maksud dari tulisan sederhana ini setelah membaca berita Piala Champions, hasil pertandingan leg pertama antara Barca dan The Red tersebut di atas. Setidak-tidaknya inspirasinya muncul dari sana.
Mohon maaf dan nuwun koreksinya sidang pembaca atas tulisan ini. Karena bisa jadi saya salah dan kleru juga...
Terima kasih.
Surabaya, 3 Â Mei 2019.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H