Kalau kondisi perjalanan kita via jalan nasional sudah seperti ini, apakah kita akan tetap menggunakan infrastruktur jalan nasional ini, atau pindah ke jalan tol yang kondisi kualitas jalannya sudah agak lebih baik meski tidak sehalus atau semulus yang kita harapkan.
Jika pernah mencoba jalan tol di luar negeri, di Eropa misalnya, pasti akan bisa merasakan perbedaan kualitas yang sangat signifikan dengan jalan tol di Indonesia. Atau tidak usah jauh-jauh, bandingkan saja dengan dengan negara jiran kita Malaysia atau Singapore.
Tapi karena kita baru punya jalan tol dengan kualitas begitu, yah kita terima aja dulu. Alhamdulilah Tuhan YME telah mengizinkan bangsa Indonesia sudah punya jalan tol.
Jawaban atas pertanyaan/pilihan di atas, bagi anda yang punya mobil dan punya duit lebih, jangan berpikir panjang lagi, segera saja masuk tol mulai dari Kota Surabaya.
Selanjutnya jika anda punya atau menggunakan kenderaan sendiri dengan penumpang minimal 4-5 orang, dan kebetulan punya penghasilan terbatas, lebih baik "dengan sedikit maksa” untuk masuk ke jalan tol. Kalau perlu urunan untuk biaya tolnya.
Meski keputusan untuk masuk ke jalan tol merupakan keputusan yang berat bagi sebagian besar pengendara/pemilik mobil, akan tetapi ini adalah pilihan yang bijaksana. Karena bisa memperpanjang umur ekonomis dan tekhnis mobil anda karena kualitas jalannya agak lebih baik dibanding jalan nasional.
Anda tidak perlu repot berebut lahan jalan dengan moda dan pengguna infrastruktur jalan lainnya sehingga konsentrasi berkenderan bisa lebih optimal.
Anda bisa lebih fokus nyetir tanpa ada banyak gangguan pikiran yang merusak konsentrasi. Karena perjalanannya lancar, dalam waktu sekitar 5 jam, anda sudah sampai di Jogjakarta.
Kelebihan ini yang harus kita bayar karena menggunakan infrastruktur jalan tol. Fisik anda menjadi lebih fresh dibanding jika lewat jalan nasional biasa. Ada rupa, ada rasa, ada harga. So, bayar aja tolnya....! Meski berat...!
Kalau pun ada, biasanya sebelum berangkat dari terminal atau sebelum masuk pintu tol, kondektur "mengadakan rapat" dulu dengan para penumpangnya. Cerita salah satu penumpang, pernah suatu saat dari Surabaya menuju Jogjakarta dari terminal sudah ada 19 orang penumpang dari 50-an korsi yang tersedia. Kebetulan ke-19 penumpang itu turunnya di Solo dan Jogjakarta.