Mohon tunggu...
Dedi Ems
Dedi Ems Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

Various organizations during school and college. highest position General Secretary of the Student Senate of the Faculty of Economics, Andalas University. working experience at BRI starting from staff until reaching twice as Head of BRI Branch (Padangpanjang and Sampang). And various Section Heads at Regional Offices and Inspection Offices in several BRI Regional Offices / Kanins.

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Maunya Menikmati Tol Surabaya-Kartasura-Surabaya (1)

28 Januari 2019   16:38 Diperbarui: 28 Januari 2019   17:41 615
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : youtube, published Aug 27, 2018, by anggun Aji Saputro

Setelah itu hujan mulai turun meski tidak deras sekali, mengharuskan kita harus untuk lebih hati-hati dan waspada dengan kondisi jalan dan perjalanan kita. Karena terangnya cahaya lampu utama (head lamp) menjadi berkurang, sehingga jarak pandang semakin pendek. Tiba-tiba saja di depan sudah ada saja truk yang berjalan pelan. 

Lampu belakangnya yang berwarna merah cahayanya menjadi terlihat samar-samar karena hujan dan menempelnya debu jalanan serta embun air di lampu tersebut. Apa lagi truk tersebut juga ditutupi dengan terpal berwarna gelap (cokelat) untuk melindungi barang bawaannya dari terpaan hujan dan teriknya sinar cahaya matahari. Ditambah lagi dengan asap hitam yang keluar dari knalpotnya, truk dimaksud semakin tidak terlihat oleh mata. Bahkan ada truk yang tidak menyala lampu belakangnya. Kondisi ini semakin diperparah lagi karena belum semua lampu penerangan jalan (PJU) di sepanjang ruas tol menyala. Penerangan baru ada di sekitar rest area, pintu tol, jalan exit/entry tol, dan simpang susun jalan layang tol.

Di sini kesiapan fisik mobil khususnya rem dan fungsinya menjadi sangat vital, termasuk dalam penggunaannya. Truk yang tiba-tiba saja sudah ada di depan kita dan dekat sekali, jika kita tidak bisa menguasi keadaan dengan baik, sangat mungkin kita kaget lalu secara reflek menginjak pedal rem sekuat-kuatnya. Akibatnya tentu bisa fatal dan berbahaya sekali. Bisa-bisa mobil kita akan selip dan terguling sendiri meskipun tidak menabrak truk tersebut. Kalau tidak sempat lagi ngerem, dan pasti kita akan menabrak truk tersebut dari belakang. Dan kecelakaan seperti ini yang salah adalah kita yang menabrak dari belakang. Karena ada jarak minimal yang harus kita patuhi jika kita beriringan dengan kenderaan di depan, kita langgar. Tentu hal seperti ini tidak kita harapkan sampai terjadi.

Setelah memperhatikan beberapa kali kenapa tiba-tiba saja ada truk di depan kita, ternyata karena kecepatannya yang di bawah standar seperti yang diinformasikan melalui rambu-rambu yang ada di sepanjang jalan tol, yaitu 60 km/jam. Bahkan ada yang  kecepatannya di bawah itu, yaitu 20-30 km/jam, di sisi lain mobil kita kecepatannya optimal (100 km/jam). 

Makanya menjadi wajar hanya dengan hitungan detik tiba-tiba saja sudah ada truk di depan kita dan dekat sekali. Pelannya jalan truk ini bisa jadi juga karena umur mobilnya sudah tua dan tidak layak jalan, atau karena beban barangnya terlalu berat yang melebihi tonase maksimal yang diperbolehkan dari hasil uji kir.

Data kecepatan truk ini diperoleh saat dua kali kesempatan mengikuti kecepatan dua buah truk dari belakang dengan rentang waktu masing-masingnya sekitar 2 menit

Dengan demikian apa kita bisa mengatakan bahwa sang driver sudah hati-hati dalam mengendarai truknya. Malah truk itu sebetulnya telah melanggar rambu-rambu lalu lintas di tol dan membahayakan mobil yang lain. Harusnya dia tidak boleh melewati jalan tol dan harus ditilang. Bukan bermaksud diskriminatif, kalau memang kecepatan truknya hanya bisa segitu, silahkan truk itu ke luar dari jalan tol, dan memilih jalan biasa atau non-tol.

Problem berkendara di jalan tol yang saya lalui ada yang sebaliknya, di mana ada kenderaan dengan kecepatannya melebihi ketentuan maksimal, yakni 80 km/jam atau 100 km/jam. Data ini dengan mudah bisa kita peroleh saat kita berkenderaan dengan kecepatan maksimal sesuai ketentuan, ada banyak sekali mobil-mobil pribadi dan bus yang mendahului mobil kita. 

Kecepatannya pasti di atas ketentuan. Mungkin ada 120 km/jam atau bahkan lebih. Soalnya mereka saat mendahului terasa sekali terpaan angin membuat mobil kita sedikit goyah. Wush, wush, wush, dan tiba-tiba mobil tersebut sudah jauh meninggalkan kita. Dan tidak lama kemudian mobil itu sudah hilang dari pandangan mata, termasuk saat jalan siang. Sepertinya mereka sedang menguji kemampuan optimal dari kenderaan bagus dan mahalnya, serta tidak peduli sudah melanggar rambu-rambu lalu lintas. Bisa jadi juga dia tidak peduli atas keselamatan dirinya, apa lagi keselamatan orang lain.

Dan kalau anda ketemu dengan kenderaan yang kecepatannya seperti itu yang melebihi ketentuan kecepatan maksimal saat kita ingin mendahului sebuah mobil, sebaiknya dibatalkan saja. Meski kita sudah memberikan signal/tanda dengan kedap-kedip lampu sign kanan warna kuning untuk pindah ke jalur kanan, sekaligus minta izin/jalan kepada mobil yang di depan dan yang di belakang untuk menyalip, mobil yang dibelakang tersebut dengan "garangnya" memberikan signal balik dengan kedap/kedip bahkan sorotan lampu jauh yang menyilaukan mata. Sepertinya dia minta agar kita untuk jangan masuk ke jalur kanan dulu, untuk jangan menyalip dulu. Biarkan mereka lewat duluan, beri mereka ruang dan jalan duluan agar lebih leluasa untuk mendahului, setelah itu baru mobil kita boleh mendahului. Meski pun kita sama-sama bayar tol.

Dengan situasi begini lebih baik kita berpikir rasional saja dan mengalah, dan kembali ke jalur sebelumnya (kiri). Biarkan yang "punya" jalan tol lewat dulu. Karena kalau kita juga memaksa untuk tetap bertahan di jalur tersebut akibatnya bisa fatal. Karena memang mereka sedang tidak berpikir rasional, egonya tinggi sekali, dan kecepatan mereka pasti jauh di atas kecepatan mobil kita. Tiba-tiba saja mobil tersebut sudah ada dan tepat/dekat sekali di belakang mobil kita. Terlambat sedikit saja kita untuk kembali ke jalur kiri lagi, bisa-bisa mereka akan langsung menabrak/menyenggol mobil kita. Jika kita dalam kecepatan 100 km/jam sementara mobil yang mau menyalip pasti dalam kecepatan jauh lebih tinggi lagi, pasti jauh di atas 100 km/jam, sedikit senggolan saja bisa membuat mobil kita oleng dan kehilangan arah tidak terkendali.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun