Mohon tunggu...
Dewi Rieka
Dewi Rieka Mohon Tunggu... Novelis - Penulis Buku, Blogger www.dewirieka.com dan Founder Ruang Aksara

Penulis 39 buku tinggal di Ungaran, Kabupaten Semarang, membuka kelas menulis online www.ruangaksaraku.com. Buku baruku Sukses Jadi Travel Blogger! (Grasindo, 2020), Petualangan Rumi (BIP, 2019).

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Harus Bijak Mengonsumsi Susu Kental Manis

1 Agustus 2019   10:54 Diperbarui: 1 Agustus 2019   11:17 111
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Photo Courtesy of Wijaya

Dear Temans, Belakangan ini terjadi kehebohan tentang susu kental manis (SKM) di Indonesia. Para ibu dikejutkan dengan fakta bahwa susu kental manis dalam kemasan kaleng bukanlah susu. 

Tetapi lebih mirip sirup karena terbuat dari gula dan susu. Sehingga, susu kental manis ini tak layak dikonsumsi balita apalagi bayi.

Beberapa waktu lalu, kita dikejutkan dengan berita dua balita dari Kendari dan Batam yang terkena gizi buruk karena orang tuanya memberi susu kental manis secara berlebihan akibat pengetahuan orang tua yang kurang. 

Juga saking melekatnya pemikiran bahwa susu kental manis adalah susu yang mengandung nutrisi yang bagus untuk anak. Sedih banget kan ya dengarnya? 

Kekurangan ilmu tentang nutrisi yang dialami para orang tua mengakibatkan kesalahan pola makan pada anak. Pola makan yang tidak sehat seperti kelebihan gula, garam dan lemak bisa menimbulkan berbagai penyakit. 

Anak dicekoki susu kental manis mengakibatkan ia kurang gizi atau malah obesitas. Keduanya berbahaya. Sepintas kesalahan pola makan ini sepele tapi akibatnya fatal. Diantaranya adalah mengakibatkan perkembangan tubuh dan otak anak terhambat. Bahkan bisa mengalami stunting atau kekerdilan. 

Indonesia mengalami darurat stunting. Termasuk Jawa Tengah. Contoh saja Kota Salatiga yang mengalami kasus balita stunting hingga 783 kasus pada Bulan Agustus 2018 (Sumber: Suara Merdeka, 19 Oktober). 

Padahal kita tahu, visi Bangsa Indonesia mewujudkan Indonesia Emas 2045 ketika Indonesia merayakan ulang tahun ke-100 dengan menciptakan Generasi Emas Indonesia. 

Pada tahun 2045, Anak yang kini berusia dibawah 15 tahun akan menjadi pemimpin Indonesia di berbagai sektor baik pemerintah, swasta, militer dan lainnya. Bagaimana kalau masalah stunting masih kita alami? Bagaimana masa depan bangsa Indonesia? Hiks. 

Untuk menghindari salah kaprah yang kelak berakibat fatal, diadakan seminar Bijak Menggunakan Susu Kental Manis ini di tiga kota yaitu Semarang, Surabaya, dan Palembang. Untuk Semarang, Yayasan Abhipraya Insan Cendekia Indonesia bekerja sama dengan PP Muslimat NU menyelenggarakan seminar ini. 

Para peserta berjumlah sekitar 300 anggota Muslimat NU dari berbagai kota diantaranya Semarang, Ungaran, Kendal hingga Demak. 

Diharapkan setelah mendapat pengetahuan di acara ini mereka bisa menyebarkannya di daerah masing-masing sehingga lebih banyak lagi yang melek informasi tentang susu kental manis ini. 

Mereka bersemangat banget lho pagi-pagi sudah siap di tempat acara dengan kebaya hijau yang cling. Alhamdulillah aku diundang meliput acara ini. Jadi dapat ilmu baru, kan? 

Menurut Pak Arif Hidayat, Ketua Harian Yayasan Abhipraya Insan Cendekia Indonesia, salah kaprah tentang SKM sudah terjadi sejak zaman penjajahan Belanda sekitar tahun 1922. 

Beliau menunjukkan bagaimana iklan susu kental manis yang dulu disebut susu encer menyebutkan susu ini bergizi tinggi dan cocok untuk bayi! 

Berlanjut di tahun 70-an hingga 90-an, produsen susu kental manis ini pun masih meluncurkan iklan dengan kata-kata propaganda yang intinya susu ini sehat dan bergizi untuk anak, lengkap dengan bintang iklan anak yang ganteng, cantik dan bertubuh sehat. 

Tak hanya itu, produsen susu juga rajin mengadakan seminar dan workshop yang mempropagandakan bergizinya susu kental manis ini. Kalian para blogger ada yang pernah diundang meliput acara seperti ini? Tanya Pak Arif berseloroh, Hehe. 

Photo Courtesy of Wijaya
Photo Courtesy of Wijaya
Untuk meluruskan kesalahpahaman ini, pemerintah dan segenap stakeholder harus berusaha menyebarkan informasi tentang susu kental manis ini. Diantaranya seminar yang kami ikuti ini. 

Harus disebarluaskan hingga ke pelosok desa bahwa susu kental manis bukan susu tapi sejenis sirup. 

Berikut fakta tentang susu kental manis yang kini oleh produsen susu tidak ditulis susu lagi tapi hanya kental manis: 

1.  Susu kental manis bukanlah susu tetapi minuman yang terbuat dari gula dan susu 

2. Susu kental manis tekstur kentalnya didapatkan dari proses memanaskan suhu pada suhu tinggi hingga 60% kadar airnya hilang. Ditambahkan gula sehingga menciptakan warna kecoklatan dan rasa sangat manis. 

3. Susu kental manis mengandung gula sebesar 40-50 persen setiap kalengnya. Setiap satu sendok makan susu kental manis mengandung 71 kalori. 

4. Kadar gula yang tinggi pada susu kental manis meningkatkan resiko diabetes dan obesitas pada anak. 

5. Kandungan gizinya lebih rendah dibanding jenis susu lainnya. Kalsium dan protein SKM lebih rendah dibandingkan susu bubuk atau susu segar. 

6.  SKM tidak untuk diminum bayi dan balita tapi hanya sebagai topping untuk membuat makanan seperti puding, es buah dan kue lebih nikmat. 

So, jangan lupa untuk membagikan informasi ini kepada para orangtua dan anak di lingkungan kalian ya. Biar tak ada lagi korban SKM ini. 

Oh iya, tak hanya menyosialisasikan bijak pakai SKM melalui seminar dan media sosial, Pemerintah dalam hal ini Departemen Kesehatan dan BPOM menyusun beberapa aturan terkait SKM ini.  

Pak Arif Hidayat mengapresiasi BPOM yang telah mengeluarkan peraturan badan No.31 tahun 2018 tentang label pangan Olahan yang berisi aturan diantaranya: 

1. Dilarang menampilkan anak-anak berusia di bawah lima tahun dalam bentuk apapun.

2.  Dilarang menggunakan visualisasi bahwa produk SKM disetarakan dengan produk susu lain sebagai pelengkap gizi. 

3. Dilarang menggunakan visualisasi gambar susu cair dalam gelas dan disajikan dengan cara diseduh untuk dikonsumsi sebagai minuman. 

4. Khusus untuk iklan dilarang ditayangkan pada acara anak-anak.

5. Produsen SKM wajib mencantumkan peringatan di kaleng yaitu tidak untuk pengganti ASI dan tidak untuk bayi. 

Menurut Ibu Zeta Rina dari BPOM, Sebelum mengonsumsi makanan atau minuman kaleng, baca label di kemasan. Perhatikan masa kadaluwarsa juga kandungan apa saja yang terdapat di makanan atau minuman tersebut. 

Lakukan Cek Klik sebelum membeli yaitu Cek Kemasan, Cek Label, Cek Izin Edar dan Cek Kadaluwarsa. 

Pengawasan makanan tak hanya tugas pemerintah saja tapi juga dibantu konsumen. Beri masukan pada BPOM melalui email, menghubungi admin di akun media sosial atau datang langsung. 

Kita harus bekerja sama dengan kompak untuk membangun  generasi emas Indonesia yang lebih sehat dan cerdas, bebas stunting. Mari bijak menggunakan susu kental manis.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun