Mohon tunggu...
Dede Taufik
Dede Taufik Mohon Tunggu... Guru - Guru SD

Praktisi Pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Parenting Pilihan

Sikap Anak yang Menjadi Korban Perceraian Orangtua

15 Mei 2023   22:32 Diperbarui: 15 Mei 2023   22:34 132
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Parenting. Sumber ilustrasi: Freepik

Setiap anak ingin memiliki keluarga yang utuh. Hidup bahagia bersama orang tuanya. Memperoleh kasih sayang dari keduanya, yakni ayah dan ibunya. Namun, tak sedikit dari seorang anak yang keinginannya itu kandas. Lantaran, orang tua memilih untuk bercerai ketimbang memerhatikan masa depan anaknya.

Pade memiliki saudara, yang jika dikaitkan masih saudara dekat karena menyebutnya adalah paman. Katakanlah paman itu bercerai dengan istrinya. Paman memiliki dua orang anak. Keduanya adalah laki-laki. Setelah bercerai, mantan istrinya memilih untuk kembali ke kampung halaman. Dan, katanya sudah menikah lagi.

Singkat cerita, berdasarkan dari hasil apa yang didengar dan juga dilihat, serta yang dapat dipahami. Ternyata, dampak dari perceraian terhadap anak itu sangat luar biasa. Sikap dari anak secara khususnya. 

1. Sekolah menjadi malas

Pada waktu itu, anak yang paling besar sedang sekolah di jenjang SMA. Berangkat ke sekolah sesuka hati. Seperti tak ada gairah untuk melanjutkan sekolah. Apalagi jika berkaitan dengan belajar, nampaknya sudah tak ada lagi hasrat. 

Padahal, sekolah merupakan sesuatu hal penting bagi seorang pelajar. Melalui pendidikan, bekal untuk hidupnya di masa mendatang akan diperoleh. Dia akan memperoleh ilmu pengetahuan, pembinaan karakter, dan hal lainnya untuk kebaikannya. 

2. Sering begadang

Di waktu malam ketika waktunya untuk tidur. Dia masih bermain dengan teman-temannya. Entah temannya itu masih anak sekolah, atau sudah remaja yang belum punya kerjaan. Yang pasti, dia seringkali terdengar ke rumahnya pulang tengah malam. 

3. Tidak fokus bekerja

Setelah beberapa lama dari sekolahnya, dia ingin bekerja. Hal pertama kali pada waktu itu dia lakukan adalah menjadi ojeg online. Untuk mewujudkan keinginannya dibantu oleh kakak ipar pada waktu itu. 

Setelah berhasil diterima menjadi ojeg online pada waktu, dia langsung mencari tempat untuk menunggu ada orderan masuk. Sebagai tahap awal, memang terlihat semangat. Namun, semangatnya itu tak bertahan lama. Lama-kelamaan, bekerjanya juga susuka hatinya. Hingga akhirnya, dia pun memutuskan untuk berhenti.

4. Sering menyendiri

Meskipun pada waktu itu rumahnya tidak jauh. Pade sendiri jarang bertemu dan berbicara dengannya. Dia seringkali memilih untuk diam di kamar. Sebagaimana yang terlihat, dirinya lebih memilih untuk menyendiri dibandingkan berkumpul dengan saudara yang lainnya.

5. Tak kenal waktu

Baru-baru ini, Pade mendengar jika anak keduanya jatuh dari motor. Ketika ditanya oleh sang mertua, katanya jatuhnya malam hari usai pulang dari rumah temannya. Lupa-lupa ingat, kejadiannya itu kalau tidak salah dengar malam menjelang dini hari. Itu artinya, sebenar bukan waktunya untuk bermain. Tak kenal waktu katakanlah. Jika memang sudah larut malam bahkan menjelang dini hari. Kan, lebih baik menginap daripada celaka di perjalanan pulang.

Nah itu adalah beberapa sikap dari seorang anak yang menjadi korban perceraian orangtua. Beberapa sikap yang Pade sebutkan di atas itu berdasarkan pemahaman sendiri dari apa yang dulu pernah dilihat dan juga didengar. Soalnya, saat ini kedua anak paman tersebut memilih tinggal bersama dengan ibunya. Dan, sudah beberapa tahun belum pernah bertemu lagi. 

Tentunya, beberapa sikap itu masih sebagian kecil dampak yang bisa ditimbulkan dari perceraian orangtua. Ada sikap lainnya seperti menjadi kurang peduli, mudah tersinggung, dan sikap negatif lainnya.

Dengan demikian, kita yang sudah berkeluarga dan memiliki anak semoga keluarga kita tetap utuh, harmonis, berkah dan selalu mendapatkan ridho dari Alloh Swt. Kita berdoa, semoga dijauhkan dari berbagai cobaan yang dapat meretakkan rumah tangga. Baik itu cobaan berupa materi, maupun cobaan yang bersifat non-materi. Aamin

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun