Bersikap demikian akan memberikan jarak antara mahasiswa dan masyarakat. Mengakibatkan esensi dari KKN tidak dapat dicapai.
Karena dalam tridarma pun kita dituntut untuk 'peng-ABDI-an' bukan 'peng-AKU-an'. Maka, abdikan ilmu dan diri kalian untuk masyarakat.
Saran saya simpel: bagi para mahasiswi, berbaur lah dengan ibu-ibu saat pergi belanja sayuran di pagi hari.
Untuk para mahasiswa, ikut lah dalam setiap ronda malam yang dijadwalkan oleh pemangku kebijakan setempat.
Jika sore hari tiba, bercengkrama lah dengan tetangga, membincangkan hari yang telah dilalui.
Menjelang perayaan HUT RI, ikut berembug dengan karang taruna untuk membentuk kepanitian Perayaan Hari Besar Nasional (PHBN).
Inisiasi lomba-lomba agustusan yang menarik, yang sebelumnya tak terpikirkan oleh yang lain.
Hal-hal tersebut yang sebetulnya menjadi core values dari KKN.
Termasuk, belajar jokes atau gurauan ala bapak-bapak. Membiasakan diri dengan tebak-tebakan yang tak terduga. Menyimak setiap cerita pendek yang lucu dan mengocok perut. Dan ikut tertawa lepas dengan mereka.
Moga-moga itu semua jadi bekal ilmu untuk meminimalisir ketawa karir saat terjun ke dunia kerja nanti.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H