Sering terdengar dengan lantang bahwa mahasiswa itu katanya punya 5 (lima) peran : 1) sebagai agen perubahan (agent of change), 2) sebagai stok kepemimpinan (iron stock), 3) sebagai penjaga nilai (guardian of values), 4) sebagai kekuatan moral (moral force), dan 5) sebagai pengontrol dalam kehidupan sosial di masyarakat (social control).
Jika kita cermati, peran yang diemban seorang mahasiswa itu berat juga, ya. Apa mungkin mahasiswa Gen-Z sekarang sanggup mengembannya? Mengingat baru dikasih tugas kuliah aja udah misuh-misuh ngga karuan. Gimana kalo nanti KKN di pelosok, disuguhi masalah sosial yang pelik, dan masyarakat yang ngga welcome sama mereka? Berat, berat~
Iya, Gen-Z emang ogoan, epes meer, rentan dan rapuh mental nya. Kita harus maklumi, mereka ini generasi yang terjepit oleh harapan dan kenyataan.
Akan tetapi, tenang saja, jangan diambil pusing. Kawan-kawan mahasiswa Gen-Z tidak usah bersusah hati.
Karena pada prinsip nya, KKN hanyalah fase belajar untuk menjadi masyarakat. Belajar menjadi bagian dari civil society.
Fase persiapan untuk 'kembali' kepada masyarakat. Maka jadilah kalian masyarakat seutuhnya.
Sebagaimana kita tahu, di masyarakat itu beragam jenis orang-orangnya; ada yang introvert, ekstrovert, menyebalkan, menyenangkan, bersahaja, pekerja keras, dan agamis.
Belajar lah menjadi bagian dari masyarakat dan belajar bagaimana cara menghadapi orang-orang seperti itu.
Jangan mengalienasi diri dengan dalih kalian adalah kaum terpelajar. Ingat kata Tan Malaka:
"Bila kaum muda yang telah belajar di sekolah dan menganggap dirinya terlalu tinggi dan pintar untuk melebur dengan masyarakat yang bekerja dengan cangkul yang hanya memiliki cita-cita sederhana, maka lebih baik pendidikan itu tidak diberikan sama sekali"
Sikap elitis yang ada pada diri mahasiswa macam duri dalam daging. Selalu mengganggu dan tidak mengenakkan.