Singkat cerita 3 orang yang membantu Sang Pandawa lalu dihadiahi tanah di sekitar lokasi ditemukannya si gadis. Sedangkan 2 orang lainnya dihukum oleh Sang Pandawa. Mereka diasingkan ke ujung utara kerajaan Galuh karena konon telah lancang, jatuh cinta kepada si gadis.
Ketiga orang yang diberi tanah kemudian membuka pedukuhan baru dengan caranya masing-masing. Ada yang dibabat, ada yang dibakar, ada juga yang tetap mempertahankan kondisi dan hidup berdampingan dengan alam. Ketiga pedukuhan baru itu kemudian dikenal dengan sebutan Cengal, Cikeleng, dan Bunigeulis. Nama Cengal sendiri diambil dari nama pohon Cengal, pohon anti rayap yang banyak tumbuh di lokasi tersebut.
Sementara Sang Pandawa pada akhirnya menikah dengan si gadis dan mulai memperkenalkan gaya pemerintahan baru bercorak Hindu di Kuningan. Pada akhirnya Sang Pandawa pun menjadi Raja Kuningan.
Setelah mangkatnya Sang Pandawa, tahta Raja Kuningan lalu berlanjut ke menantunya, Sang Demunawan. Demunawan merupakan putra dari pendeta Gunung Galunggung, Sempakwaja sekaligus cucu dari Raja Galuh, Prabu Wretikandayun.***
Bersambung ke bagian 2.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H