Mohon tunggu...
Dede Rudiansah
Dede Rudiansah Mohon Tunggu... Editor - Reporter | Editor | Edukator

Rumah bagi para pembaca, perenung, pencinta kopi, dan para pemimpi yang sempat ingin hidup abadi.

Selanjutnya

Tutup

Cerbung Pilihan

Legenda Batu Besar Cengal, Bagian 1: Terbentuknya Pedukuhan Cengal

4 Januari 2024   06:54 Diperbarui: 11 Januari 2024   07:19 507
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Singkat cerita 3 orang yang membantu Sang Pandawa lalu dihadiahi tanah di sekitar lokasi ditemukannya si gadis. Sedangkan 2 orang lainnya dihukum oleh Sang Pandawa. Mereka diasingkan ke ujung utara kerajaan Galuh karena konon telah lancang, jatuh cinta kepada si gadis.

Ketiga orang yang diberi tanah kemudian membuka pedukuhan baru dengan caranya masing-masing. Ada yang dibabat, ada yang dibakar, ada juga yang tetap mempertahankan kondisi dan hidup berdampingan dengan alam. Ketiga pedukuhan baru itu kemudian dikenal dengan sebutan Cengal, Cikeleng, dan Bunigeulis. Nama Cengal sendiri diambil dari nama pohon Cengal, pohon anti rayap yang banyak tumbuh di lokasi tersebut.

Sementara Sang Pandawa pada akhirnya menikah dengan si gadis dan mulai memperkenalkan gaya pemerintahan baru bercorak Hindu di Kuningan. Pada akhirnya Sang Pandawa pun menjadi Raja Kuningan.

Setelah mangkatnya Sang Pandawa, tahta Raja Kuningan lalu berlanjut ke menantunya, Sang Demunawan. Demunawan merupakan putra dari pendeta Gunung Galunggung, Sempakwaja sekaligus cucu dari Raja Galuh, Prabu Wretikandayun.***

Bersambung ke bagian 2.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun