Syarif Hidayatullah dan pasukannya lalu kembali ke Cirebon sambil membawa hadiah dari Raden Patah berupa pusaka/alat perang dan beberapa tawanan dari Majapahit. Selain itu, turut serta juga beberapa pangeran yang hendak berguru kepada Syarif Hidayatullah, Aryadila, Makdum, Drajat, dan juga Welang.
Setelah menyaksikan betapa megahnya keraton Majapahit, Syarif Hidayatullah pun berkeinginan untuk memugar keraton Pakungwati Cirebon. Tujuannya agar keraton Cirebon menjadi lebih kuat-megah seperti Majapahit walau dalam versi mungilnya.
Setelah pemugaran keraton selesai, Syarif Hidayatullah dan para tokoh di Cirebon kemudian membangun masjid agung yang fondasinya sudah dipersiapkan sejak dahulu kala.***
Sejarah Sunda dan Cirebon bersambung ke bagian 7. Sejarah Sunda Cirebon Bagian 7: Pangeran Kuningan, Sultan Banten, dan Raja Galuh.***
Penulis: Dede Rudiansah
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H