Mohon tunggu...
Dede Rudiansah
Dede Rudiansah Mohon Tunggu... Editor - Reporter | Editor | Edukator

Rumah bagi para pembaca, perenung, pencinta kopi, dan para pemimpi yang sempat ingin hidup abadi.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Sejarah Sunda Cirebon Bagian 6: Demak dan Napas Akhir Majapahit

2 Desember 2023   15:50 Diperbarui: 9 Desember 2023   15:04 260
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Syarif Hidayatullah dan pasukannya lalu kembali ke Cirebon sambil membawa hadiah dari Raden Patah berupa pusaka/alat perang dan beberapa tawanan dari Majapahit. Selain itu, turut serta juga beberapa pangeran yang hendak berguru kepada Syarif Hidayatullah, Aryadila, Makdum, Drajat, dan juga Welang.

Setelah menyaksikan betapa megahnya keraton Majapahit, Syarif Hidayatullah pun berkeinginan untuk memugar keraton Pakungwati Cirebon. Tujuannya agar keraton Cirebon menjadi lebih kuat-megah seperti Majapahit walau dalam versi mungilnya.

Setelah pemugaran keraton selesai, Syarif Hidayatullah dan para tokoh di Cirebon kemudian membangun masjid agung yang fondasinya sudah dipersiapkan sejak dahulu kala.***

Sejarah Sunda dan Cirebon bersambung ke bagian 7. Sejarah Sunda Cirebon Bagian 7: Pangeran Kuningan, Sultan Banten, dan Raja Galuh.***

Penulis: Dede Rudiansah

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun