4. Perceived Barriers (Persepsi Hambatan)
Meskipun banyak manfaat yang ditawarkan, masih ada hambatan-hambatan praktis yang dapat menghalangi masyarakat untuk melakukan tindakan preventif, seperti kurangnya pengetahuan tentang gizi yang tepat, serta kesulitan ekonomi yang membuat beberapa keluarga sulit mengakses makanan bergizi.
Untuk mengatasi hambatan ini, pihak Puskesmas memberikan solusi praktis dengan menyederhanakan informasi yang diberikan kepada masyarakat. Misalnya, mereka memberikan pendidikan tentang cara memasak makanan bergizi dengan bahan yang terjangkau atau menggunakan bahan makanan lokal yang mudah didapatkan oleh masyarakat setempat. Dengan cara ini, diharapkan masyarakat dapat lebih mudah menerapkan perubahan gaya hidup yang mendukung pencegahan stunting.
5. Cues to Action (Isyarat untuk Bertindak)
Untuk mendorong masyarakat agar bertindak, Puskesmas menggunakan berbagai isyarat untuk bertindak. Dalam hal ini, komunikasi langsung antara petugas kesehatan dan masyarakat menjadi sarana penting dalam memberikan dorongan untuk berpartisipasi dalam program pencegahan stunting.
Melalui kampanye edukasi, baik yang dilakukan secara tatap muka maupun menggunakan media sosial, masyarakat diberikan informasi yang memotivasi mereka untuk segera bertindak. Dialog yang terjalin antara petugas kesehatan dan warga, misalnya melalui sesi penyuluhan atau tanya jawab, berfungsi sebagai isyarat yang mendorong orang tua untuk melakukan pemeriksaan rutin dan memperhatikan gizi anak mereka.
6. Self-Efficacy (Efikasi Diri)
Penting untuk memastikan bahwa masyarakat merasa mampu untuk mengambil tindakan pencegahan yang diperlukan. Dalam penelitian ini, Puskesmas berfokus pada meningkatkan keyakinan diri ibu-ibu dalam merawat anak mereka dengan cara yang sehat dan mencegah stunting. Program edukasi yang dilakukan bertujuan untuk memberikan pengetahuan yang cukup mengenai cara-cara praktis dalam menjaga kesehatan anak.
Puskesmas memberikan dukungan moral dan informasi yang mudah diterapkan, seperti tips tentang menu makanan bergizi dan pentingnya menjaga kebersihan lingkungan, untuk memastikan bahwa ibu merasa lebih percaya diri dalam melakukan perubahan yang diperlukan.
Kesimpulan
Penelitian ini menunjukkan bahwa komunikasi kesehatan yang dilakukan oleh Puskesmas di Lubuk Pakam sudah efektif dalam mengurangi risiko stunting dengan meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya pencegahan stunting.Â