Dengan menggunakan Health Belief Model, kita dapat melihat lebih dalam bagaimana komunikasi kesehatan yang dilakukan oleh Puskesmas dapat mempengaruhi perubahan perilaku masyarakat dalam mengatasi stunting.
1. Perceived Susceptibility (Persepsi Kerentanannya)
Salah satu tujuan utama dari strategi komunikasi kesehatan yang dijalankan oleh Puskesmas adalah untuk meningkatkan pemahaman masyarakat, khususnya para ibu, mengenai kerentanannya terhadap stunting. Banyak keluarga yang belum sepenuhnya menyadari bahwa anak mereka berisiko mengalami stunting, terutama jika mereka tidak memperhatikan asupan gizi yang seimbang dan kesehatan anak secara menyeluruh.
Puskesmas berusaha untuk memperkuat persepsi kerentanan ini dengan cara menyampaikan informasi yang mudah dipahami tentang bagaimana stunting dapat memengaruhi pertumbuhan fisik dan perkembangan anak. Dengan cara ini, masyarakat diharapkan akan lebih peduli terhadap faktor-faktor yang dapat menyebabkan stunting dan lebih termotivasi untuk mengambil langkah pencegahan.
2. Perceived Severity (Persepsi Keparahannya)
Selain mengedukasi masyarakat tentang kerentanannya terhadap stunting, Puskesmas juga berfokus pada peningkatan pemahaman tentang dampak serius dari stunting. Stunting tidak hanya berpengaruh pada tinggi badan anak, tetapi juga dapat mengganggu perkembangan otak dan kemampuan belajar mereka, yang mempengaruhi kualitas hidup mereka di masa depan.
Melalui pendekatan komunikasi yang berbasis pada pembicaraan langsung dan penyuluhan, Puskesmas menjelaskan bahwa stunting bukanlah masalah kesehatan ringan, melainkan kondisi yang dapat memiliki dampak jangka panjang. Penjelasan yang jelas mengenai keparahan masalah ini diharapkan dapat mendorong orang tua, terutama ibu, untuk lebih peduli dan aktif dalam melakukan pencegahan sejak dini.
3. Perceived Benefits (Persepsi Manfaat)
Salah satu komponen penting dalam model ini adalah menunjukkan manfaat nyata dari tindakan preventif. Dalam hal ini, Puskesmas mengedukasi masyarakat tentang bagaimana gizi yang baik dan perawatan yang tepat dapat mencegah stunting. Program-program seperti pemberian ASI eksklusif dan peningkatan konsumsi makanan bergizi bagi anak-anak dijelaskan dengan cara yang mudah dipahami.
Melalui berbagai kegiatan edukasi, Puskesmas menekankan bahwa dengan mengikuti langkah-langkah pencegahan yang tepat, keluarga akan memperoleh manfaat jangka panjang, seperti anak yang tumbuh sehat dan cerdas, yang tentunya akan berkontribusi pada kualitas hidup mereka di masa depan.Â
Ini membantu menciptakan keyakinan di kalangan ibu dan keluarga bahwa tindakan pencegahan stunting bukan hanya sebuah kewajiban, tetapi juga sebuah investasi untuk masa depan anak mereka.