Mohon tunggu...
Dede Widian Prayugo
Dede Widian Prayugo Mohon Tunggu... Mahasiswa -

Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universits Mulawarman www.dedewidianprayugo.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Kenalin ‘Istri’ Keempatku #Blog

13 Juni 2016   17:03 Diperbarui: 13 Juni 2016   17:18 87
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Prestasi pertama kami di Muharram Fair. Aku yang pegang piala, kurus banget (kayak piala) kan pas awal-awal di perantauan? haha

Aku : Nomor dua
Peserta : Ya, berarti kami juara satu, kamu juara dua, haha *ketawa penuh kedzhaliman*

Presentasi akhirnya dimulai dihadapan tiga juri yang salah satunya dari TVRI Kaltim. Film dokumenter saingan kami itu lama banget, sampai 30 menit. Dan sukses membuat semua orang yang nonton bosen. Berbeda sama film kami yang cuma 12 menit, presentasiku (baca: kegantenganku) berhasil dapat komentar positif dari juri.

Beberapa hari kemudian waktu pengumuman pun tiba. Kami datang dengan semangat 45 yakin pasti juara lagi. Peserta kemarin juga datang dengan memegang teguh: “Kalau nggak juara 1 tetap dapat juara 2”. Pas diumumin, bener aja kami juara 1 dan cuma ada satu juara tanpa juara 2. Duh, pasti lawan kami itu kecewa. Baru turun panggung, aku dipanggil lagi karena juara 2 fotografi, sekarang giliran aku yang ketawa dzhalim didepan lawan. Sambil pasang muka songong seakan bilang ke meraka, “Lihatlah aku dapat dua juara, dan itu berarti sebentar lagi akan aku kuasai dunia, HA HA HA”

Resmi sudah tiga prestasi yang jadi modal kami buat lomba short movie Communiversary. Kali ini pesertanya nggak tanggung-tanggung ada lebih dari 10 peserta dan dipilih 10 peserta untuk presentasi di D’Orange Cafe, termasuk film Koin 2 Sisi. Ya , itulah film kami. Ceritanya tentang seorang preman yang menghidupi adiknya. Kali ini aku bener-bener kerja maksimal, selain jadi penulis skenario, aku juga jadi sutradara, penata kamera dan editor. Hebat bukan? *pasang muka maho*

Ada lagi yang unik dalam proses syuting selama empat hari. Kak Baim yang didandan full mirip preman lengkap dengan celana robek-robeknya itu dikira preman beneran. Disalah satu scene yang lokasinya di halte bus tengah kota, kak Baim yang berakting dikejar-kejar (plus diteriakin) warga, bikin panik orang-orang bengkel didekat tempat itu. Orang-orang bengkel itu keluar dan siap-siap ngejar kak Baim. Untungnya kak Baim dan figuran yang ngejar udah berhenti lari.

Orang bengkel : Ada apa ini?
Kak Baim : Maaf pak, kami lagi syuting film
Orang bengkel : Kamu ini bikin takut aja
Aku : *sembunyi dibelakang halte*

Seandainya aja dikejar dan dihajar beneran pasti dapet banget ceritanya, haha. Setelah kejadian itu, tiap syuting di pinggir jalan, minta ijin dulu sama orang sekitar.

Secara keseluruhan, syuting selama seminggu yang sempet ditunda-tunda karena hujan itu berjalan lancar. Walaupun siang dan malam jadi kendala pencahayaan. Gara-garaitu proses syuting harus dikebut. Misalkan aja nih, karena nggak bisa syuting pagi, sore dibuat seolah-olah pagi. Tapi karena kesorean, di masjid sebelum adzan kan ada ngaji-ngaji gitu. Nungguin selesai adzan, malah udah gelap banget. Ada beberapa scene juga yang dibuat seolah-olah pagi, padahal udah jam 9 malam. Untungnya penonton mudah ditipu. Seandainya aja nggak ada siang dan malam (loh).

Dengan proses editing yang makan waktu lumayan lama, akhirnya selesai juga filmnya. Banyak kekurangan-kekurangan yang masih wajar lah untuk produksi film yang seluruh timnya (termasuk aku) adalah orang autis akut.

Dan malam penganugrahan (baca: pengumuman) lomba short movie Communiversary pun tiba. Aku harus presentasi (sendirian) dan ditonton ratusan juta orang. Hm maksudku seratus orang aja.

Pesaingku kali ini kebanyakan anak SMA. Untuk tuan rumahnya, alias yang dari prodi Ilmu Komunikasi, cuma ada 3 kelas, termasuk timku yang sebagian besar anak Ilkom.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun