Bumi dipilih karena memiliki segala kebutuhan untuk mendukung kehidupan, mulai dari udara, air, hingga sumber makanan. Dalam perspektif agama, keberadaan manusia di Bumi adalah bagian dari rencana besar Tuhan untuk menguji dan memuliakan mereka.
Dari sudut pandang sains, Bumi adalah satu-satunya planet yang diketahui memiliki kondisi ideal untuk kehidupan kompleks. Atmosfernya kaya oksigen, air tersedia dalam bentuk cair, dan jaraknya dari matahari menciptakan suhu yang stabil.
Namun, fisikawan Stephen Hawking pernah berkata:
"Earth is the cradle of humanity, but one cannot live in the cradle forever."
Pernyataan ini menunjukkan bahwa meskipun Bumi adalah rumah manusia, eksplorasi ke planet lain mungkin menjadi langkah selanjutnya dalam sejarah peradaban manusia.
Kenapa Manusia Harus Ada di Dunia Ini?
Pertanyaan ini mengarah pada tujuan eksistensi manusia. Dalam agama, manusia diciptakan untuk menyembah Tuhan dan menjaga keseimbangan alam semesta. Islam menyatakan:
"Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku." (QS. Az-Zariyat: 56)
Selain itu, manusia diberi tanggung jawab moral untuk menjaga lingkungan dan menjalankan keadilan. Dalam pandangan sains, manusia adalah hasil dari miliaran tahun evolusi yang memberikan kemampuan unik untuk memahami dan mengubah dunia.
Ahli filsafat Carl Sagan menambahkan:
"We are a way for the universe to know itself."
Manusia, dengan kesadarannya, memainkan peran penting dalam memahami alam semesta dan menciptakan makna dalam kehidupan.
Kesimpulan: Menyatukan Agama dan Sains