"The universe can and will create itself from nothing. Spontaneous creation is the reason there is something rather than nothing, why the universe exists, why we exist."
Selain itu, ilmuwan Lawrence Krauss menambahkan bahwa elemen-elemen pembentuk kehidupan kita berasal dari bintang-bintang yang mati jutaan tahun lalu:
"The stars died so you could be born."
Penemuan-penemuan ini menggambarkan alam semesta sebagai sistem yang teratur dengan hukum-hukum fisika yang saling terkait, memungkinkan sains untuk memahami asal-usul dunia secara mendalam.
Menyatukan Agama dan Sains
Meskipun agama dan sains tampak berbeda, keduanya memiliki tujuan yang sama: mencari kebenaran. Agama memberikan jawaban atas mengapa dunia ini ada, sementara sains menjelaskan bagaimana dunia ini bekerja.
John Polkinghorne, seorang kosmolog sekaligus pendeta, menekankan pentingnya hubungan ini:
"Science and religion are friends, not foes, in the common quest for knowledge."
Dalam harmoni ini, agama dapat memberikan makna moral dan spiritual pada penemuan-penemuan sains, sementara sains membantu memperkuat keyakinan bahwa alam semesta ini adalah hasil rancangan yang luar biasa.
Kesimpulan
Penciptaan dunia adalah misteri besar yang terus memikat manusia dari zaman ke zaman. Agama dan sains, dengan segala perbedaannya, menawarkan pandangan yang saling melengkapi. Dengan mengintegrasikan keduanya, kita dapat memahami alam semesta ini tidak hanya sebagai ciptaan ilahi tetapi juga sebagai keajaiban yang dapat dipahami melalui akal dan ilmu pengetahuan.