Mohon tunggu...
Dede Muhamad syukron
Dede Muhamad syukron Mohon Tunggu... Mahasiswa - We never surrender

We never surrender

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Lompat Batu di Nias

27 Desember 2021   10:32 Diperbarui: 27 Desember 2021   10:54 86
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Olahraga lompat batu Nias pada mulanya merupakan suatu ritual adat yang ditujukan untuk

anak laki-laki di wilayah Nias. Ritual yang sudah dikenal lama tersebut bertujuan untuk

menguji sejauh mana tingkat kematangan dan kedewasaan dari anak laki-laki. Lompat batu

dalam masyarakat Nias disebut sebagai fahombo batu yang berarti melewati tumpukan batu.

Sesuai dengan namanya, lompat batu dilakukan si anak laki-laki dengan melompati batu

setinggi dua meter. Jika anak laki-laki tersebut mampu melompati tumpukan batu tersebut,

maka ia dianggap sudah resmi menjadi laki-laki dewasa dan pantas menjadi seorang kesatria.

Olahraga ini menjadi syarat wajib bagi anak laki-laki sebelum mengikuti tradisi potong

kepala. Jadi setelah melewati lompat batu, laki-laki tersebut akan mendatangi wilayah lain

untuk melakukan tradisi potong kepala. Batu setinggi dua meter yang menjadi syarat

kedewasaan laki-laki sebenarnya memiliki filosofi sendiri. Tujuannya tetap untuk mengikuti

tradisi potong kepala.

Adapun batu setinggi dua meter tersebut disyaratkan karena setiap

wilayah di Nias selalu memasang benteng berupa pagar. Baik itu pagar batu, pagar kayu, atau

pagar bambu. Jadi jika laki-laki yang ikut tradisi potong kepala tidak lolos sewaktu lompat

batu, maka tentu saja ia juga tidak akan selamat sewaktu memasuki wilayah lain. Mengapa

olahraga lompat batu disebut sebagai ritual? Karena sebelum pelaksanannya, terdapat ritual

memohon restu kepada leluluhur.

Jadi, kemampuan anak laki-laki melompati tumpukan batu

sebenarnya juga tergantung restu dari leluhur. Saat ini lompat batu sudah tidak menjadi syarat

kedewasaan laki-laki lagi. Para pemuda Nias hanya menjadikannya sebagai permainan uji

nyali. Anak laki-laki yang sanggup melompatinya tetap dianggap sudah dewasa dan akan

mendapat penghargaan. Biasanya olahraga lompat batu Nias dilaksanakan setiap tahun.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun