Olahraga lompat batu Nias pada mulanya merupakan suatu ritual adat yang ditujukan untuk
anak laki-laki di wilayah Nias. Ritual yang sudah dikenal lama tersebut bertujuan untuk
menguji sejauh mana tingkat kematangan dan kedewasaan dari anak laki-laki. Lompat batu
dalam masyarakat Nias disebut sebagai fahombo batu yang berarti melewati tumpukan batu.
Sesuai dengan namanya, lompat batu dilakukan si anak laki-laki dengan melompati batu
setinggi dua meter. Jika anak laki-laki tersebut mampu melompati tumpukan batu tersebut,
maka ia dianggap sudah resmi menjadi laki-laki dewasa dan pantas menjadi seorang kesatria.
Olahraga ini menjadi syarat wajib bagi anak laki-laki sebelum mengikuti tradisi potong
kepala. Jadi setelah melewati lompat batu, laki-laki tersebut akan mendatangi wilayah lain
untuk melakukan tradisi potong kepala. Batu setinggi dua meter yang menjadi syarat
kedewasaan laki-laki sebenarnya memiliki filosofi sendiri. Tujuannya tetap untuk mengikuti
tradisi potong kepala.
Adapun batu setinggi dua meter tersebut disyaratkan karena setiap
wilayah di Nias selalu memasang benteng berupa pagar. Baik itu pagar batu, pagar kayu, atau
pagar bambu. Jadi jika laki-laki yang ikut tradisi potong kepala tidak lolos sewaktu lompat
batu, maka tentu saja ia juga tidak akan selamat sewaktu memasuki wilayah lain. Mengapa
olahraga lompat batu disebut sebagai ritual? Karena sebelum pelaksanannya, terdapat ritual
memohon restu kepada leluluhur.
Jadi, kemampuan anak laki-laki melompati tumpukan batu
sebenarnya juga tergantung restu dari leluhur. Saat ini lompat batu sudah tidak menjadi syarat
kedewasaan laki-laki lagi. Para pemuda Nias hanya menjadikannya sebagai permainan uji
nyali. Anak laki-laki yang sanggup melompatinya tetap dianggap sudah dewasa dan akan
mendapat penghargaan. Biasanya olahraga lompat batu Nias dilaksanakan setiap tahun.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI