Mohon tunggu...
DEDE KUSNANDAR
DEDE KUSNANDAR Mohon Tunggu... Wiraswasta - Dede Kusnandar

Dede Kusnandar

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Pengajian Malam Kamis

24 Oktober 2024   17:24 Diperbarui: 24 Oktober 2024   17:26 80
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dzikir wajipah berjamaahdokumen pribadi

Tepat jam 21:00 pengajian dimulai, diawali dengan wirid wajipah berjamaah, pembacaan maulid addibai' dan Tausiyah yang disampaikan oleh Kang Ustadz Kiki Rizki. Saya mencatat isi tausiyah yang disampaiakan Kang Ustadz, sebagai berikut :

Dalam melaksanakan amalan ibadah baik wajib ataupun sunat yang diperintahkan agama, kadang terjadi kita tidak bisa menikmati buah dari amalan yang kita amalkan. Sebagai contoh masih banyaknya kasus kejahatan (pencurian, pencabulan, pembunuhan dll) yang dilakukan oleh oknum yang ketahui oleh masyarakat awalnya adalah orang yang sering melakuakan ibadah shalat dan lainnya. Dalam sebuah keterangan yang sudah sering disampaikan disetiap acara pengajian bahwa "shalata mencegah pada perbuatan keji dan mungkar", tapi kenapa ini tidak sepenuhnya didapat oleh yang melaksanakan shalat ????.

Sebuah ibarat atau analogi, seorang petani menanam cabai muali dari : 

  • Menyemai biji,
  • Menanam,
  • Memupuk
  • Berbuah cabai

Setelah berbuah cabainya tetpi petani tersebut gagal panen karena kualitas cabainya tidak bagus, ..... apa sebabnya ??? ternyata cabainya dimakan sama hama. Petani tidak melakukan hal untuk menanggulangi hama.

Begitupun dalam amalan yang kita amalkan yang kita tidak bisa merasakan manisnya buah dari amalan tersbut, karena ada hama yang tidak kita basmi yang merusak buah dari amalan yang kita amalkan, adalah :

  • Hubud-dunya
  • Hawa nafsu yang tidak terkendali
  • Godaan setan jin
  • Godaan setan manusia   

Empat hal diatas adalah yang harus kita upayakan melawanya supaya tidak menguasai hati dan diri kita. 

Hubud-dunya

Adalah sikap mencintai dunia (harta dan lainnya yang dipunyai) dengan berlebihan.

Orang yang dinilai kaya bisa termasuk hubud-dunya tapi juga bisa tidak termasuk. Dan orang yang dinilai miskin bisa termasuk hubud-dunya tapi bisa tidak termasuk.

Orang kaya bisa termasuk hubud-dunya jika dalam menyikapi dunia (harta dan lainnya yang dipunyai) dengan melampaui batas/berlebihan. Dalam cara mendapatkan hartanya tidak dengan kaidah-kaidah yang diatur oleh agama, seperti contohnya dalam bekerja tidak mengindahkan waktu untuk beribadah sehingga shalatnya sering diakhirkan bahkan terlewat waktunya, dengan cara menipu, merugikan orang lain dan lain sebagainya yang tidak sesuai dengan kaidah-kaidah aturan agama. Dalam menggunakan hartanya selalu berpoya-poya kearah maksiat, tidak sedekah dan zakat.

Orang kaya bisa tidak termasuk hubud-dunya jika dalam menyikapi dunia (harta dan lainnya yang dipunyai) dengan bijaksana dan dermawan. Dalam cara mendapatkan hartanya sesuai dengan kaidah-kaidah yang diatur oleh agama, seperti contohnya dalam bekerja senantiasa mengindahkan waktu untuk beribadah sehingga shalatnya diupayakan awal waktu, bekerjasama dengan orang lain dalam bisnis yang baik dan saling menguntungkan. Menggunakan hartanya dengan bijak dalam nafkah keluarga, sedekah, zakat dan hal yang mendatangkan manfaat bagi diri sendiri keluarga, lingkungan sekitar dan agama.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun