Mohon tunggu...
ADE PANDAPOTAN SIREGAR
ADE PANDAPOTAN SIREGAR Mohon Tunggu... Guru - dekgarsire

Hanya seorang Guru yang memiliki hobi menulis.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Menjadi Guru yang Terhormat

19 Februari 2021   16:22 Diperbarui: 19 Februari 2021   16:26 536
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Guru atau pendidik merupakan garda terdepan dalam pengembangan sumber daya manusia. Guru mempunyai peran besar dalam menggapai cita-cita anak bangsa. Profesi yang kurang menjanjikan di bidang finansial ini ternyata paling banyak diminati. Realitanya, tidak sedikit “lahannya” sarjana pendidikan ini diambil oleh mereka yang bukan lulusan dari fakultas keguruan dan ilmu pendidikan.

Menurut Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang guru dan dosen, guru adalah pendidik professional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur sekolah atau pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.

Di era tahun 90-an, sosok guru sangatlah dihormati. Dalam keseharian, kita cenderung melihat sikap dan perilaku hormat siswa kepada guru yang diekspresikan dalam berbagai bentuk, seperti senyuman, sapaan, cium tangan, menganggukkan kepala, hingga memberikan kado tertentu yang sudah pasti bukan dihitung dari nilai uangnya. 

Rasa hormat dari para siswanya itu sebenarnya bukan muncul dengan sendirinya, melainkan refleksi dari apa yang ditampilkan sang guru ketika siswa tersebut dalam pengasuhannya di sekolah. Hubungan antara guru dengan siswa juga relatif terjaga, interaksi terjalin bukan hanya pada saat berada di sekolah, melainkan juga ketika tidak melaksanakan tugasnya sebagai guru, ataupun bahkan ketika sudah pensiun.

Sekalipun dari segi keilmuan, guru tersebut tidak pernah mengenyam pendidikan di perguruan tinggi, tidak masuk pada mata kuliah psikologi pendidikan, bukan pula sarjana dengan predikat cumluade. Hanya bermodal keikhlasan dan ketulusan untuk mendidik anak bangsa, rasa hormat itu tumbuh di hati sanubari siswa.

Namun belakangan ini, rasa hormat siswa terhadap guru semakin menurun. Di media massa sering ditemui, berita terkait siswa yang konflik dengan gurunya sendiri. Ada siswa yang bersikap diluar batas kewajaran. Ada siswa yang mengucap kata-kata kasar kepada gurunya, bahkan ada pula siswa yang berani menghajar gurunya. 

Problematika menurunnya rasa hormat ini tentu dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti pengaruh perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK), modernisasi kultur, pergaulan bebas, dan penyalahgunaan obat-obat terlarang atau narkoba. Sifat labil dalam diri siswa akan membuat siswa mencari jati dirinya, jika hal ini tidak tersalur ke arah yang positif akan berpengaruh pada tingkah laku siswa.

Berkaitan dengan faktor teknologi, tentunya kita tidak bisa menyalahkan era sekarang. Sebab, pada setiap masa yang dilewati, akan selalu ada yang berubah. Terlebih di era teknologi saat ini, mudahnya untuk mengakses dunia luar pun tidak lagi terbendung. Dengan kondisi itu,  kebudayaan luar yang rusak dapat mengganggu pola pikir manusia, terlebih siswa yang memiliki rasa ingin tahu yang sangat besar. 

Solusi Bersama

Di sinilah peran orangtua sangat dibutuhkan untuk memberikan perhatian lebih dalam upaya pembentukan karakter anaknya sendiri. Orangtua jangan serta merta menyerahkan urusan anak kepada para guru, sebab sebagaimana diketahui, ruang gerak guru juga dibatasi oleh beberapa peraturan dalam membimbing siswa. Misalnya, di era sekarang guru takut menghukum siswa sekalipun tujuannya untuk mendisiplinkan, karena khawatir orangtuanya tidak senang lalu  melaporkan guru tersebut kepada pihak berwajib.

Pun demikian, jangan pula guru lantas surut semangatnya untuk memperbaiki moral siswa. Guru juga harus mempunyai strategi agar perannya sebagai guru mendapat tempat terbaik di hati anak didiknya. Dengan cara itu pula, arahan dan bimbingan dari guru dapat diterima anak didiknya lalu diterapkan tanpa ada kesan paksaan. Dalam upaya mencapai itu, hemat penulis ada beberapa hal yang mesti dilakukan para guru. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun