Adisya, perempuan, 23 tahun, pegawai lepas Komisi Nasional Anti Kekerasan terhadap Perempuan. Sebuah lembaga negara yang independent untuk penegakan hak asasi perempuan Indonesia. Adisa bekerja melayani berbagai pengaduan masyarakat terkait dengan kekerasan terhadap perempuan yang dilakukan oleh orang-orang terdekatnya. Pembawaan yang santun dan ceria, membuat ia populer dikalangan teman dan koleganya di kantor.
" Hai Dis, kok tumben muka lo di tekuk  gitu, belum sarapan ya?, nih mamih buatin nasi goreng katanya buat lo" ucap Alya, sahabat Adisa.
"Thanks Al, salam buat mamih, minggu depan aku ke Depok ya."ucap Adisa dengan lesu.
"Kenapa Dis, ada apalagi ... masih masalah mamah dan papahmu?" iya ? Iya hanya diam tak menjawab, hanya matanya yang berkaca-kaca.
" Gak apa kok Al, nanti aku cerita ya pulang kerja, kamu bisa ikut ke tempatku kan?" tanya Adisa penuh harap.
"Siap... nanti pulang  bareng ya!" sahut Alya mengiyakan ajakannya".  Makasih ya".  Jawabnya sambal jalan dan masuk dalam kubikelnya.
Jam 5 sore, saat semua pegawai siap-siap hendak pulang. Mereka berjalan bersisian sambil membicarakan kegiatan yang akan mereka lakukan di tempat Adisa. Saat mereka mau masuk ke dalam lift. Tiba-tiba ada yang menyenggol lengan Adisa dengan keras.
"Aduh...". Â Adisa menjerit dan reflek mencari pegangan agar badannya tidak jatuh. Â Tanpa sengaja dia meraih lengan orang yang ada di sebelah laki-laki yang menabrak tadi.
"Oh maaf, tidak sengaja". Â ucap Adisa tersenyum sambil melihat pada lelaki yang tadi membantu menahan tubuhnya. Â
Deg..
Mata Adisya membola, hatinya bergetar  saat mengetahui laki-laki yang menolongnya tadi. Adisya mundur dan berlari sambil menarik tangan Alya  menjauh dari depan lift.