Mohon tunggu...
Dede Dwi Rahayu
Dede Dwi Rahayu Mohon Tunggu... Mahasiswa - 152110383055/Universitas Airlangga

Mahasiswa program studi DIV Teknologi Radiologi Pencitraan`21 Universitas Airlangga

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Yuk Kita Ketahui : Apa Saja Sih Bahaya Membungkus Makanan Panas dengan Plastik?

27 Mei 2022   07:09 Diperbarui: 19 Juni 2022   10:22 458
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Plastik merupakan salah satu dari beberapa bahan yang sering kita temui hampir di setiap barang. Mulai dari peralatan makanan (sendok, garpu, gelas), botol minuman, kantong kresek, plastik laminating, mainan anak-anak dan masih banyak lagi. 

Menurut beberapa penelitian, penggunaan plastik tidak sesuai dengan persyaratan yang telah ditentukan akan memicu timbulnya gangguan kesehatan. Seperti, kangker dan rusaknya jaringan pada tubuh manusia atau sering di sebut karsionogenetik. 

Selain itu, plastik juga merupakan sampah dengan waktu yang cukup lama untuk bisa terurai, bahkan hingga ratusan tahun bisa terdekomposisi dengan sempurna oleh tanah. (Karuniastuti, 2013:6)

Sadar atau tidak seringkali kita membeli makanan untuk dibawa pulang ke rumah, tak jarang penjual makanan membungkusnya dengan kantong plastik, dengan alasan lebih ringkas dan praktis. Bahkan tak jarang pula, makanan di masukan ke dalam plastik dalam keadaan saat panas. 

Namun tahukah kalian, bahwa kebiasaan tersebut bisa menimbulkan penyakit kanker pada tubuh kita? Hampir seluruh jenis plastik yang selalu kita temui dibuat dari minyak bumi dan di campur dengan bahan-bahan kimia lain yang bersifat toxic dan bahaya untuk tubuh kita.

Hmmm…pasti diantara kalian ada yang belum mengerti betul bagaimana proses pembuatan plastik dan apa saja kandungan yang ada di dalam plastik. Yuk simak penjelasan berikut ini!

Plastik dibuat dengan cara polimerisasi yakni menyusun dan membentuk saling menyambung antara bahan-bahan plastik yang disebut monomer (Koswara, 2006). Sedangkan menurut beberapa ahli (Hanlon, (1973), shreve, (1977), Palling, (1980)), plastik dibuat dengan proses polimerisasi dari beberapa jenis monomer seperti etilena, propilena, vinyl chloride yang saat pembuatannya ditambah dengan beberapa macam katalisator dan tambahan lain untuk memperbaiki sifat akhir plastik sesuai kegunaanya

Kandungan yang ada di dalam plastik itu di antaranya BPA (Bisphenol A), PS (Polystyrene), atau PVC (Polyvinyl Chlorida). Terdapat beberapa jenis utama plastik yaitu sebagai berikut: 

PET (Polyethylene Terephthalate) Mayoritas bahan plastik PET di dunia untuk serat sintetis (+60%) dan digunakan pada industri tekstil yang biasa di sebut (bahan dasar botol kemasan 30%) yang direkomendasikan pemakaiannya hanya sekali.

HDPE (High-Density Polyethylene) Merupakan salah satu bahan plastik yang aman untuk digunakan karena kemampuan untuk mencegah reaksi kimia antara kemasan plastik berbahan HDPE dengan makanan atau minuman yang dikemasnya.

PVC (Polyvinyl Chloride) Bahan ini lebih tahan terhadap bahan senyawa kimia, minyak, dll. PVC mengandung DEHA yang bereaksi dengan makanan yang dikemas dengan plastik berbahan PVC. Kandungan tersebut dapat bocor dan masuk ke makanan berminyak bisa dipanaskan.

LDPE (Low-Density Polyethylene) Biasanya plastik jenis ini digunakan untuk tempat makanan, plastik jenis ini digunakan untuk tempat makanan, plastik kemasan, botol yang lunak. Meskipun barang bahan LDPE sulit dihancurkan, tetapi tetap baik untuk tempat makanan dan minuman, karena sulit bereaksi secara kimiawi dengan makanan atau minuman yang dikemas dengan bahan ini.

PP (Polypropylene) Polipropilen lebih kuat dan ringan dengan daya tembus uap yang rendah, ketahanan yang baik terhadap lemak, stabil terhadap suhu tinggi dan cukup mengkilap.

PS (Polystyrene) Polimer aromatik (kode 6) yang dapat mengeluarkan bahan styrene ke dalam makanan ketika makanan tersebut bersentuhan.

OTHER merupakan Bahan dengan tulisan Other berarti dapat berbahan SAN-styrene acrylonitrile, ABS-acrylonitrile butadiene styrene, PC-polycarbonate, Nylon.

Hal yang perlu kita waspadai dari penggunaan plastik salah satunya industri makanan terutama di bagian pengemasan, karena kebiasaan tersebut bisa menyebabkan kontaminasi zat warna plastik dalam makanan. 

Migrasi atau perpindahan zat-zat monomer dari bahan plastik ke dalam makanan akan terjadi terutama jika makanan tersebut tidak cocok dengan kemasan atau wadah penyimpanan. Sebagaimana ialah penggunaan kantong plastik atau sering dikenal dengan sebutan kresek untuk membungkus makanan. Seperti, gorengan, sayur matang yang masih panas, dan sebagainya. 

Menurut para ahli kimia, zat pewarna hitam jika terkena panas bisa terurai (terdegradasi) menjadi Radikal hingga menyebabkan timbulnya penyakit kanker. 

Perlu kita ketahui bahwasanya bahaya yang kita rasakan dari masuknya bahan kimia dari plastik ke dalam tubuh tidak selalu dapat dirasakan. Diibaratkan seperti menabung, kebiasaan buruk ini akan terasa efeknya beberapa tahun ke depan. Jadi, bukan berarti jika hari ini membungkus makanan panas dengan plastik langsung terkena kanker. 

Kalau menyangkut kebiasaan, maka hal yang dapat dilakukan adalah merubah gaya dan pola hidup menjadi lebih sehat. Oleh karena itu cobalah untuk meminimalisasi penggunaan plastik mulai sekarang salah satu caranya adalah menyiapkan wadah sendiri yang ramah lingkungan tentunya menyehatkan

Sebagai langkah preventif yang dapat dilakukan agar dapat terhindar dari bahaya bahan kimia dari plastik adalah sebagai berikut:

  • Gunakan wadah makanan yang berbahan dasar kaca, keramik atau stainless steel.

  • Pastikan jika menggunakan wadah berbahan plastik terdapat label food grade dan BPA free.

  • Menggunakan alternatif pembungkusan makanan aman seperti daun pisang

  • Jangan membungkus makanan saat masih panas, dan tunggu dingin terlebih dahulu

  • Hindari bungkus makanan apapun dengan plastik daur ulang (kantong kresek hitam)

Dapat disimpulkan bahwa plastik merupakan salah satu dari beberapa bahan yang sering kita temui hampir di setiap bahan. memang tidak dapat dipungkiri bahwa keberadaannya tak dapat terlepas dari kehidupan manusia sehingga manusia perlu melakukan antisipasi dalam menggunakan plastik dengan benar dan tidak menimbulkan dampak negatif terhadap kesehatan lingkungan dan lingkungan. 

Hal yang perlu kita waspadai dari penggunaan plastik salah satunya ialah industri makanan terutama di bagian pengemasan. sebagai contoh adalah penggunaan kantong plastik atau sering dikenal dengan sebutan kresek untuk membungkus makanan seperti gorengan, sayur matang yang masih panas, dan sebagainya. 

Perlu kita ketahui bahwasanya bahaya yang kita rasakan dari masuknya bahan kimia dari plastik ke dalam tubuh tidak selalu dapat rasakan secara langsung. maka hal yang dapat dilakukan adalah merubah gaya dan pola menjadi sehat. 

Sumber Referensi

Gunadi, R. A. A., Iswan, I., & Ansharullah, A. (2020). Minimalisasi Penggunaan Produk Kemasan Plastik Makanan Jajanan Siswa Sekolah Dasar. ABDIMAS: Jurnal Pengabdian Masyarakat, 3(1), 183-199.

Gunadi, R.A.A., Perlindungan, D.P., Santi, A.U.P., Aswir, A., & Abdurahman, A. (2021, February). Bahaya Plastik bagi Kesehatan dan Lingkungan. In Prosiding Seminar Nasional Pengabdian Masyarakat LPPM UMJ (Vol. 1, No.1).

Karuniasti, N. (2013). Bahaya Plastik Terhadap Kesehatan dan Lingkungan. Swara Putra, 3(1).

Koswara, S. (2006). Bahaya di balik kemasan plastik. Buletin Kesehatan.

Purwanto. (2005). Penerapan Produksi Bersih Di Kawasan Industri Seminar Penerapan Program Produksi Bersih Dalam Mendorong Terciptanya Kawasan Eco-industrial di Indonesia, Jakarta, Juni

Suyitno, S., & Setiaji, B (1988). Pencemaran Plastik pada Makanan yang Dikemas Dalam Keadaan Panas.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun