"Ratusan orang tidak menyadari bahwa mereka salah memperlakukan tim milenial mereka"
Gimana, udah mirip iklan trading abal-abal belum? he.. he.. he
Tenang, saya tidak mau bahas masalah trading abal-abal itu meskipun beritanya gak berhenti mampir di beranda medsos saya.
Sore ini saya berksempatan mengikuti Sharing Leadership dari sebuah lembaga yang cukup kredible, menariknya mereka membahas trend kepemimpinan di mata milenial. Ya memang milenial ini cukup unik, mereka kini menguasai ruang kerja dan sebagian besar memiliki jabatan dan memimpin tim.Â
Bagi anda yang memimpin generasi milenial dan sering sekali dibuat "gagal paham" dengan mereka, tenang, anda tidak sendirian.Â
Mengacu pada riset HR.id di tahun 2019 mengatakan setidaknya 63% pekerja di Indonesia adalah generasi milenial, dan 7% adalah generasi dibawahnya atau generasi Z.
Artinya generasi X atau mereka yang berusia 40 tahun ke atas hanya 30%.
Generasi Milenial dan Generasi Z akan mendominasi ruang pekerja baik disektor korporasi, maupun UKM. Dan sadari bahwa gaya kepemimpinan anda harus berbeda dengan gaya memimpin anda pada generasi X, ataupun jika anda adalah termasuk milenial dan kini anda memimpin generasi yang sama dengan anda, jangan pernah samakan gaya kepemimpinan yang anda terima dulu.
Pahami bahwa anda dulu dibentuk oleh generasi yang memang PEKERJA KERAS.
Dan pahami generasi yang anda pimpin saat ini adalah generasi yang terpapar informasi dan internet yang lebih massif.
Jadi anda harus MERUBAH style kepemimpinan anda.
Hindari 3 Hal ini jika anda ingin bisa diterima dan mampu memimpin milenial dengan lebih powerful.
1. Hindari bercerita tentang kehebatan anda dimasa lalu secara berlebihan.
Sekali atau dua kali mereka mendengarkan, tapi jika anda sampaikan terus menerus, mereka akan lelah dengan cerita anda. Tantangannya sudah beda, konsumennya juga beda.
2. Hindari mengatakan anda bekerja lebih keras dari mereka.
Buat mereka terinspirasi bukan dengan mengatakan diri anda bekerja lebih keras. Dengan terus-terusan mengatakan anda bekerja lebih keras, anda berpikir lebih keras, dll justru membuat mereka merasa tidak ada ruang berkarya.
3. Hindari semua gagasan datang dari anda.
Mereka adalah tim yang anda pimpin, peran anda memfasilitasi ide dan inovasi dari mereka.
Jabarkan masalah yang dihadapi, lalu gali dan minta feedback dari mereka.
Generasi ini akan merasa sangat powerful jika anda menerima ide mereka.
Lalu bagaimana agar bisa "berdamai' dengan milenial ini, apa yang harus leader lakukan?
Tunggu ditulisan selanjutnya ya
DW
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H