Mohon tunggu...
Dedi Riswanto
Dedi Riswanto Mohon Tunggu... Wiraswasta - Hidup itu mengirup oksigen

Tidak ada sesuatupun yang lebih baik untuk dilakukan kecuali yang bermanfaat bagi orang lain.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Trump di Balik Kebijakannya terkait Toleransi Antar Umat Beragama

20 Desember 2017   23:53 Diperbarui: 21 Desember 2017   22:34 707
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Terlepas dari segala kecaman, ujaran kebencian, cacian dan hinaan yang dilontarkan oleh  masyrakat mayoritas muslim seluruh dunia terhadap Pemegang kekuasaan tertinggi Amerika ini. Ternyata dalam segi pendidikan dia adalah seorang yang pintar dan dari sisi bisnis dia merupakan sosok hebat.


Dirilis dari berbagai sumber/website tentang perjalanan hidup seorang Donald trump terdapat beberapa data yang mengungkapkan bahwa dia orang yang sangat handal dan hebat.

Sejak 1971, ia memimpin The Trump Organization, perusahaan induk utama untuk semua usaha properti dan kepentingan bisnis lain miliknya. Sepanjang karier bisnisnya, Trump telah membangun gedung perkantoran, hotel, kasino, lapangan golf, dan fasilitas bermerek lainnya di seluruh dunia. Ia terpilih sebagai presiden Amerika Serikat ke-45 pada pilpres 2016 dari Partai Republik; ia mengalahkan calon dari Partai Demokrat, Hillary Clinton. Ia dilantik pada tanggal 20 Januari 2017.

Trump lahir dan besar di New York City. Ia meraih gelar sarjana dari jurusan ekonomi Wharton School di Universitas Pennsylvania pada tahun 1968. Tahun 1971, ia mengambil alih kendali perusahaan properti dan konstruksi milik ayahnya, Fred Trump. Trump tampil di berbagai ajang Miss USA yang penyelenggaraannya dikuasai Trump sejak tahun 1996 sampai 2015. Ia juga tampil secara mendadak di sejumlah film dan seri televisi. 

Ia sempat mencalonkan diri sebagai presiden dari Partai Reformasi pada tahun 2000, namun mengundurkan diri sebelum pemungutan suara dimulai. Ia merupakan pembawa acara dan produser The Apprentice, seri televisi realita di NBC, pada tahun 2004 sampai 2015. Hingga 2017, ia terdaftar di Forbes sebagai orang terkaya ke-324 di dunia dan ke-113 di Amerika Serikat dengan kekayaan bersih $3,1 miliar.[3]

Pada Juni 2015, Trump mengumumkan pencalonan dirinyasebagai presiden dari Partai Republik dan langsung menjadi calon unggulan. Bulan Mei 2016, para pesaingnya di Partai Republik menghentikan kampanyenya masing-masing. Bulan Juli 2016, ia secara resmi dicalonkan sebagai presiden pada Konvensi Nasional Republik 2016. 

Kampanye Trump mendapat liputan media dan perhatian luas di dalam maupun luar negeri. Banyak pernyataan Trump dalam berbagai wawancara, Twitter, maupun kegiatan kampanyenya yang memicu kontroversi atau terbukti keliru. Sejumlah kegiatan kampanye Trump sepanjang pemilihan pendahuluan dibarengi oleh unjuk rasa. Setelah Trump memenangi pemilu, ia memulai proses transisi pemerintahan. Pada usia 70 tahun, ia merupakan orang tertua yang menjabat sebagai presiden Amerika Serikat.

Dari sejarah singkat perjalanan Trump kita dapat melihat kesuksesannya dalam berkarir di dunia bisnis, tentu saja menjadi seorang pebisnis handal harus banyak menguasai berbagai bidang ilmu. Bukan hanya ilmu bisnis saja, namun ilmu pengetahuan lain seperti Manajemen Kepemimpinan, Retorika dan Etika toleransi, tentu saja semua itu sudah dipelajari oleh Trump dengan baik.  

Karena untuk memimpin sebuah perusahaan besar, seseorang harus bisa mengendalikan emosi dengan baik dan tidak abal-abal dalam membuat keputusan jika tidak ingin semuanya hancur, seperti kehilangan karyawan dan kehilangan kepercayaan misalnya.

Sejauh ini Trump telah sukses dalam hidupnya. Sukses mendapat perhatian dan kepercayaan dari publik, bukan hanya warga Amerika saja, namun juga melibatkan publik seluruh dunia.

Tapi dalam masa kejayaan, kedudukan dan pangkat emas yang ia miliki, serta diusia yang tidak muda lagi. Dia seharusnya bisa mengoptimalkan sebaik mungkin apa yang telah ia perbuat dari hasil kerja kerasnya selama ini  bukan malah menimbulkan kontroversi dan mengacaukan toleransi antar ummat beragama di seluruh dunia.

Entah apa sebenarnya yang ada dalam pikiran Presiden Amerika ini. Yang pasti, keputusannya saat menetapkan Yerusallem sebagai Ibu kota Israel telah mendapat kecaman dari seluruh dunia dan mempengaruhi nama baik serta usaha kerasnya selama ini.

Dilihat dari jabatannya, tentu saja keputusan yang dia ambil sudah melalui banyak perhitungan. Karena menjadi seorang pemimpin mengambil sebuah keutusan bukanlah hal yang mudah jika tidak ingin terjadi masalah.

Entahlah, Mungkin karena umur yang sudah tidak muda lagi dia menjadi seorang yang pikun, atau memang sengaja hendak menimbulkan perpecahan dan kebencian antar umat beragama dan atau mungkin saat ini seluruh orang di dunia hanya sedang mengalami mimpi buruk

#save_palestina.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun