Artinya, formasi tiga bek bukan formasi inferior, seperti yang diklaim beberapa warganet yang menganggap Shin Tae-yong tidak berani menggunakan formasi empat bek saat Timnas Indonesia kini dihuni banyak pemain keturunan Eropa.
Saat ini, Indonesia memiliki 14 pemain keturunan Eropa. Itu pun di luar Mees Hilgers yang absen karena cedera hamstring, dan Elkan Baggott yang tak dipanggil STY.
Dari 14 nama, sembilan pemain merupakan pemain bertahan, termasuk Nathan Tjoe A On dan Eliano Reijnders. Meskipun, Nathan di timnas lebih sering dimainkan sebagai gelandang bertahan dan Eliano serbabisa.
Artinya, ada tujuh pemain bertahan murni di Pasukan Garuda saat ini yang berlatarbelakang didikan Eropa.
Mereka pun sering bermain dengan formasi empat bek, entah 4-3-3 atau 4-2-3-1. Formasi 4-3-3 lazimnya menjadi pakem sepak bola Spanyol seperti yang dialami Jordi Amat.
Formasi itu juga dimiliki Belanda, yang dipelajari Justin Hubner, Jay Idzes, Shayne Pattynama, Calvin Verdonk, Sandy Walsh, dan Kevin Diks.
Tetapi, sepak bola terus berkembang dan berubah-ubah mengikuti ketersediaan tren kualitas pemainnya.Â
Bahkan, sekaku Pep Guardiola dengan pakem 4-3-3 pun pernah bermain dengan 3-4-3 dengan Manchester City.
Dia juga yang menginisiasi empat bek yang tiga diantaranya adalah bek tengah murni. Yakni, Kyle Walker, Manuel Akanji, Ruben Dias, dan Josko Gvardiol.
Hanya Walker yang merupakan bek sisi luar. Sedangkan, Gvardiol awalnya bek tengah kiri, namun ditempatkan sebagai bek kiri luar.
Ini juga belum menghitung Nathan Ake yang karakteristiknya seperti Gvardiol--menyerang dari sayap. Lalu, John Stones yang karakteristiknya menjadi gelandang rasa bek tengah--membantu penguatan serangan dengan menambah jumlah pemain di lini tengah.