Itulah kenapa, tulisan saya sebelumnya, yakni 'Timnas Indonesia vs Burundi, Ketika Sepak Bola Kita Masih Semenjana', tidak membahas hal teknis seputar pratinjau Indonesia vs Burundi. Dikarenakan, saya tidak punya keresahan terhadap laga uji coba tersebut.
Keresahan saya justru mengenai situasi sepak bola kita yang terlalu banyak drama setelah 2010, yang kemudian berimbas ke peringkat FIFA yang menurun dan anjlok hingga 191 pada Juli 2016 akibat sanksi FIFA seperti 2015 lalu.
Indonesia pun bersusah-payah memperbaikinya hingga kini berada di peringkat 151 per Desember 2022. Tetapi, masih saja peringkat tersebut dipandang rendah bagi negara lain, dan karena itulah Indonesia kemudian dipandang sebelah mata oleh dunia, yang mengakibatkan Indonesia kesulitan mengajak tim kuat untuk beruji coba.
Memangnya, ada tim kuat yang mau beruji coba dengan tim peringkat 150-an?
Dampak dari peringkat yang buruk juga berpengaruh terhadap mentalitas pemain di atas lapangan. Bisa saja, saat berlatih, pemain Indonesia terlihat sangat bagus, namun saat di pertandingan sesungguhnya, pemain Indonesia mengalami degradasi kepercayaan diri.
Jika demikian, akan sulit bagi siapa pun pelatihnya untuk mendongkrak permainan Indonesia lewat sisi teknis, karena para pemain sudah menurunkan level bertarungnya. Dan, penurunan level bertarung tersebut akan membuat Indonesia akan kesulitan menghadapi tim yang punya kemauan untuk menang yang tinggi, terutama di level turnamen.
Itulah kenapa, ketika beruji coba, Timnas Indonesia terlihat menjanjikan. Karena, ada faktor lain yang bisa menjadi penyebabnya, yakni tim lawan tidak mempunyai keinginan kuat untuk menang. Atau, tim lawan masih menyepelekan Timnas Indonesia.
Sedangkan, di level turnamen, semua tim punya keinginan kuat untuk menang yang sama tinggi, dan cenderung tidak peduli dengan kondisi lawannya apakah lemah atau setara.
Maka dari itu, saya tidak meresahkan pertandingan Indonesia vs Burundi leg 1. Walaupun, bukan berarti, saya tidak menghargai perjuangan para pemain Indonesia. Justru, saya mengapresiasi mereka karena mampu menunjukkan diri sebagai tim yang tidak dapat diremehkan.
Sama seperti Arab Saudi di Piala Dunia 2022 yang sempat membuat Argentina dan dunia terkejut akibat kemenangan mereka atas Argentina. Walaupun, kemudian mereka gagal lolos dari fase grup dan Argentina justru menjadi juaranya, kita bisa melihat bahwa tim yang diremehkan bisa membuat kejutan.
Tinggal, apakah kejutan itu dapat dipertahankan menjadi penampilan yang konsisten atau tidak. Itulah yang nanti akan menjadi pekerjaan dari Timnas Indonesia saat menjamu Burundi pada jilid kedua.