Disebut kakak tingkat, karena pola permainan Arsenal dengan Man City mirip. Jika ingin melihat versi demonstrasi gaya bermain proaktif dan atraktif ala Pep Guardiola dan Barcelona, maka lihatlah Arsenal.
Dan, bila ingin melihat versi matangnya sistem bermain tersebut, maka lihatlah pertandingannya 'The Citizens'.
Selain penguasaan bola yang tinggi dan perpindahan bola pendek dari kaki ke kaki yang cepat, Arsenal dan City punya kemiripan dalam momen-momen di pertandingan yang mereka jalani masing-masing.
Seperti, gol Erling Haaland ke gawang Borussia Dortmund pada menit 53 saat City membantai wakil Bundesliga Jerman 7-0 di leg 2 babak 16 besar Liga Champions.Â
Pada proses sebelum gol tersebut, terlihat Bernardo Silva menjadi pemantul bola di tiang jauh dari titik sepak pojok dari sisi kiri pertahanan Dortmund, yang kemudian berhasil dieksekusi oleh Erling Haaland yang berjaga-jaga di tiang seberang Bernardo.
Skema bola mati tersebut seperti gol Arsenal di Liga Inggris awal musim ini, ketika Oleksandr Zinchenko menjadi pemantul bola sedemikian rupa dan mampu dikonversikan rekannya menjadi gol.Â
Secara tidak kebetulan, pemain internasional Ukraina tersebut merupakan mantan penggawa City asuhan Guardiola, sehingga visi bermainnya terlihat sangat terasah dan dapat mengeksekusi keinginan Arteta.
Contoh lainnya adalah taktik mengundang tekanan garis tinggi dari lawan untuk menciptakan ruang kosong di antarlini milik lawan seperti yang diperagakan City di laga kontra Dortmund tersebut. ini juga dilakukan Arsenal dengan salah satunya dipraktikkan saat Arsenal mencukur tuan rumah Fulham, 3-0.
Bedanya, pemain Arsenal yang biasa melakukan progresi bola ke depan pasca-berhasil mengundang tekanan lawan, adalah William Saliba, bek Arsenal asal Prancis. Sedangkan, di City yang biasa mengalirkan bola transisi jauh tersebut adalah kiper asal Brasil, Ederson Moraes.
Melihat kemiripan-kemiripan tersebut membuat Arsenal seperti juniornya City. Bisa saja karena Mikel Arteta mantan asisten pelatih Pep Guardiola.
Ditambah, ia pernah mengenyam ilmu bermain sepak bola di akademi Barcelona, La Masia, persis seperti Guardiola. Maka, filosofi bermain dengan ala Barcelona yang ditanamkan Johan Cruyff lalu dihidupkan lagi oleh Frank Rijkaard dan kemudian dipopulerkan Guardiola pun ada di benak Arteta.