MotoGP 2021 sudah memasuki seri terakhir, yaitu di GP Valencia (14/11). Ini sekaligus menjadi akhir perjalanan karier pembalap legendaris dan ikonik di MotoGP, Valentino Rossi.
Sebagai pembalap yang pentas di MotoGP sejak 2000, dia sudah memenangkan juara dunia sebanyak tujuh kali. Pencapaian hebat itu tentu terdapat banyak kemenangan dan banyak podium.
Namun, sampai sekarang, pencapaian podium Rossi masih terhenti di angka 199. Kurang satu "saja" akan menjadi genap 200.
Tetapi, satu saja itu adalah pekerjaan berat bagi Rossi. Apalagi, di musim ini dia bukan pembalap pabrikan.
Memang, dia masih mendapatkan motor spesifikasi pabrikan. Tidak seperti Franco Morbidelli yang awalnya menjadi rekan setim Rossi di Yamaha Petronas SRT.
Morbidelli masih menggunakan motor yang lebih lama, dan itu membuatnya kesulitan tampil bagus, seperti apa yang dia capai musim 2020. Bahkan, dia harus mengalami cedera parah yang membuatnya sempat absen lama dan kemudian dipindahkan ke Yamaha Monster Energy, alias tim pabrikan.
Itu terjadi, karena Yamaha berhasil menggaet Andrea Dovizioso untuk ditempatkan di tim satelit. Dia kemudian menjadi rekan setim Rossi di sisa musim 2021.
Dovi yang sempat lama tidak membalap di MotoGP, juga terlihat kesulitan. Meski, itu dimaklumi.
Sedangkan, untuk Rossi, itu adalah tanda tanya. Apakah memang motor pabrikan yang dia gunakan tidak pernah selevel dengan motor Fabio Quartararo?
Apakah faktor pembalap menjadi kunci perbedaan antara yang dicapai Quartararo dengan Rossi?