Keputusan bertahan di Moto3 terlihat tepat. Karena Darryn mulai kembali lumayan bagus pada musim 2020, walau sebenarnya tidak kunjung memperlihatkan progres seperti sang kakak.
Sayangnya, pada musim 2021 yang seharusnya dapat menjadikannya sebagai petarung gelar juara dunia, Darryn malah tercecer jauh. Ironisnya lagi, justru seorang debutan, Pedro Acosta, menjadi raja di Moto3.
Performa Darryn juga terlihat kalah bersaing dengan Dennis Foggia yang sama-sama merupakan "veteran" di kelas Moto3. Foggia yang sempat tak terlihat di paruh awal musim, kemudian bangkit di paruh akhir musim. Dia pun menjadi pesaing sengit Acosta sampai GP Algarve.
Namun, nasib nahas menimpa Foggia, dan itu dikarenakan aksi sembrono Darryn Binder. Perhitungan yang salah untuk menyalip pembalap lain, Sergio Garcia, membuat Darryn menyeruduk Foggia. Tidak hanya Foggia, Garcia pun turut menjadi korban 'kekoplakan' Darryn.
Seandainya tidak ada aksi ceroboh Darryn, pertarungan Acosta dan Foggia bisa sengit sampai garis finis. Di sini, kalaupun Acosta harus puas mengisi podium kedua, dia tetaplah punya peluang besar untuk juara dunia dengan tidak finis terlalu jauh di belakang Foggia di GP Valencia.
Tetapi, semua orang sudah telanjur kesal dengan Darryn. Dia pun kemudian dianggap belum pantas naik kelas ke MotoGP, namun sudah telanjur dikontrak With U Yamaha RNF pada musim 2022.
Dia bertandem dengan Andrea Dovizioso, dan kemungkinan akan menjadi sorotan sepanjang musim berlangsung. Bukan soal apakah dia dapat tampil cepat, melainkan apakah dia akan menyeruduk pembalap lain atau tidak.
Kalau menurut saya, Darryn kemungkinan akan belajar dari kesalahan ini. Dia juga pasti akan mendapatkan arahan dari timnya maupun dari Dovizioso. Dovi diprediksi dapat menyisihkan kepeduliannya kepada Darryn sebagai pembalap senior sekaligus rekan setim.
Dia tentu tidak berharap kejadiannya dengan Andrea Iannone saat masih sama-sama membela Ducati terulang. Saat itu, Dovi juga bernasib sial seperti Foggia, yaitu diseruduk Iannone (2016) yang padahal rekan setim.