Kemudian, untuk menggambarkan bagaimana keguyupan antarwarga dalam suatu pemukiman, dewasa ini, masyarakat di Indonesia juga sudah akrab dengan pembentukan grup obrolan yang berisi penghuni suatu pemukiman. Misalnya, grup obrolan 'Kampung Sini Suka-Suka RT 007/RW 001'.
Di situ nanti isinya bisa Ketua RT beserta kepala keluarga, atau Ibu RT dengan ibu-ibu rumah tangga se-RT tersebut. Fungsinya pun mirip dengan yang terjadi di serial yang juga bernama "Terrius Behind Me" itu, bahwa segala informasi yang sifatnya segera atau darurat, bisa langsung dibagikan lewat grup tersebut--sebelum ada agenda pertemuan langsung.
Artinya, apa yang terjadi di drakor bisa saja sesuai dengan kenyataan hidup. Entah banyak atau sedikit, itu tergantung bagaimana kita menontonnya dan bagaimana kita mengenali kehidupan di sekitar kita.
Lalu, apakah menonton drakor bisa membuat kita menjadi terobsesi untuk tinggal di apartemen?
Menurut saya, itu bisa saja terjadi. Tetapi, setiap orang yang menonton drakor sebaiknya juga memahami perjalanan hidupnya masing-masing tanpa harus membandingkan dengan apa yang terjadi di drakor.
Lagipula, hidup ngekos saja sudah penuh drama, apalagi hidup ngapartemen. Pintu kamar diketuk pemilik kos saja sudah keder, apalagi kalau pagi-pagi sudah ditelepon pemilik apartemen. Buyar!
Malang, 30 Oktober 2021
Deddy Husein S.
Tersemat: Kompasiana.com dan Kompas.com.
Terkait: Kompas.com 1, 2, 3, 4, Popmama.com.
Baca juga: Gerakan di Media Sosial Bagus, tapi...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H