Mohon tunggu...
Deddy Husein Suryanto
Deddy Husein Suryanto Mohon Tunggu... Penulis - Content Writer

Penyuka Sepak Bola. Segala tulisan selalu tak luput dari kesalahan. Jika mencari tempe, silakan kunjungi: https://deddyhuseins15.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Raket Artikel Utama

Harapan Sederhana yang Justru Berbuah Juara

18 Oktober 2021   01:31 Diperbarui: 18 Oktober 2021   09:53 1713
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tim Uber Indonesia berjuang keras meski belum punya skuad tangguh. Sumber: Yohan Nonotte/Badminton Photo/via Kompas.com

Nahasnya, di sektor ganda putra juga begitu. Marcus/Kevin yang menjadi andalan malah kesulitan menghadapi permainan 'nothing to lose' dari lawan. Ini berbeda dengan ganda putri terbaik Indonesia saat ini, Greysia Polii/Apriyani Rahayu yang malah menjadi tulang punggung di setiap laga.

Bagaimana dengan sektor ganda campuran?

Mereka cenderung 50-50, atau kalau istilah yang dikatakan Justinus Lhaksana--komentator sepak bola--adalah 'so-so'. Begitulah penampilan Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti. Meski begitu, mereka cenderung lebih dimaafkan, dan mereka juga tidak akan ikut di Thomas dan Uber.

Baca juga: Melepas Kecewa di Piala Sudirman 2021

Melihat rapor di Piala Sudirman itulah masyarakat Indonesia mulai tidak optimis untuk menyongsong Piala Thomas dan Uber 2020, seperti saat menyambut Piala Sudirman. Maklum, ketika akan berpartisipasi di Piala Sudirman, masyarakat punya patokan di All England.

Penampilan yang masih bisa dikatakan lumayan di Olimpiade Tokyo 2020 juga menjadi harapan, bahwa ketika mereka bersatu di Piala Sudirman, akan makin kuat. Namun, harapan bukan jaminan untuk kenyataan.

Kenyataan seringkali membuat orang sulit menerimanya. Termasuk untuk menerima keharusan masyarakat Indonesia untuk tidak terlalu berharap tinggi terhadap punggawa Thomas maupun Uber Indonesia. Tentu, itu pemandangan yang menyakitkan.

Melihat tim sendiri kurang dipercaya untuk dapat tampil hebat, rasanya kurang benar. Nahasnya, saya pun menjadi bagian dari orang-orang yang memilih tidak mengharapkan tim Indonesia meraih hasil lebih baik dari Piala Sudirman.

Meski begitu, saya punya patokan untuk tidak terlalu berharap besar di Thomas dan Uber. Patokan saya adalah kualitas servis.

Sejauh yang saya lihat di pertandingan yang dimainkan Indonesia, saya cukup sering menemukan kesalahan servis (service error) dari pemain Indonesia. Dan, nahasnya itu dilakukan oleh pemain sektor putra.

Kesalahan itu sering terlihat di sektor putra, karena penggunaan teknik servis pendek lebih sering digunakan di sektor putra daripada sektor putri. Di sektor putri, kalau pemainnya sedang kurang yakin untuk melakukan servis pendek, dia akan melakukan servis panjang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Raket Selengkapnya
Lihat Raket Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun