Akhirnya, pertarungan sengit itu dimenangkan oleh Bagnaia, sekaligus menjadi klimaks dari sekian banyak pertarungan yang tersaji di seri ini. Balapan ini juga bisa dikatakan berkualitas, karena hanya ada dua pembalap yang gagal finis, yaitu Alex Marquez (LCR Honda) dan Jake Dixon (Yamaha Petronas SRT).
Artinya, dengan cuaca yang cerah dan dengan pilihan ban yang seragam, yaitu Hard-Soft, membuat balapan menjadi seru dan terkendali. Satu-satunya pembalap yang berbeda dalam memilih ban adalah Johann Zarco, yaitu Medium-Soft.
Imbasnya, tentu sudah bisa ditebak. Dia tercecer di posisi ke-17 (tanpa poin), saat rekan setimnya sekaligus rookie, Jorge Martin, berhasil finis ke-9 (7 poin).
Baca juga: Ketika Ducati Harus Diselamatkan Rookie
Namun, balapan ini tetap milik Ducati, karena mereka berhasil berpesta lewat kemenangan luar biasa dari Pecco Bagnaia. Ini adalah kemenangan ke-250 pembalap Italia di kelas utama, sekaligus menjadi kemenangan perdana Ducati di Aragon sejak Casey Stoner melakukannya pada musim 2010.
Itu juga menjadi kemenangan perdana Bagnaia di kelas MotoGP, dan menjadikannya sebagai penantang gelar juara dunia bersama Fabio Quartararo. Peluangnya masih terbuka, meski di seri selanjutnya, ada kemungkinan bagi Quartararo membalas kekalahannya di seri Aragon.
Artinya, balapan seri San Misano (19/9) nanti, diprediksi akan menjadi pertarungan sengit lagi, terutama antara Bagnaia, Quartararo, dan Mir. Di situ pula, patut dinantikan siapa pembalap yang akan menjadi penyemarak, apakah Jack Miller atau Marc Marquez lagi?
Malang, 12 September 2021
Deddy Husein S.
Terkait: Motogp.com, CNNIndonesia.com, Detik.com.Â