Mohon tunggu...
Deddy Husein Suryanto
Deddy Husein Suryanto Mohon Tunggu... Penulis - Content Writer

Penyuka Sepak Bola. Segala tulisan selalu tak luput dari kesalahan. Jika mencari tempe, silakan kunjungi: https://deddyhuseins15.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Balap Artikel Utama

Pertarungan Sengit Warnai Balapan di MotoGP Aragon 2021

13 September 2021   00:09 Diperbarui: 13 September 2021   15:32 1193
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pertarungan sengit antara Francesco Bagnaia (63) dengan Marc Marquez (93) di Aragon (12/9). Sumber: via Motogp.com

Setelah libur sepekan, seri balap MotoGP kembali digelar, dan kini berada di Sirkuit Motorland Aragon, Spanyol (12/9). Balapan yang berlangsung dalam cuaca cerah ini dipimpin oleh Francesco 'Pecco' Bagnaia yang sukses meraih pole position di sesi kualifikasi.

Dua pembalap lain yang mengisi baris terdepan adalah rekan Bagnaia di Ducati Lenovo, Jack Miller, dan pembalap Yamaha Monster Energy, Fabio Quartararo. Melihat tiga posisi itu, ada harapan bahwa akan ada duel sengit antara Bagnaia dengan Quartararo.

Hal itu dikarenakan, Bagnaia adalah pembalap terdekat dari Quartararo di puncak klasemen sementara MotoGP musim ini. Jika Quartararo yang menang, maka jarak poinnya dengan Bagnaia akan makin melebar. Jika Bagnaia yang menang, itu sangat berarti dalam mengejar Quartararo.

Namun, harapan tinggalah harapan. Selepas start, Quartararo justru tercecer dari posisi awalnya. Dia bahkan mulai tertinggal dari rombongan terdepan yang perlahan mulai terbentuk.

Ada Bagnaia, Marc Marquez (Repsol Honda), Miller, Aleix Espargaro (Aprilia), Joan Mir (Suzuki Ecstar), dan Jorge Martin (Pramac Ducati). Mereka berada di depan Quartararo yang mulai diteror oleh Brad Binder (Red Bull KTM), Iker Lecuona (KTM Tech 3), dan Enea Bastianini (Avintia Esponsorama Racing Ducati).

Setelah beberapa putaran, rombongan 10 besar ini mulai terbagi ke tiga rombongan. Ada rombongan pemburu kemenangan, Bagnaia dan Marquez. Rombongan perebut podium ketiga, yaitu Miller, Espargaro, Mir, dan Martin.

Kemudian, rombongan ketiga yang memperebutkan posisi ketujuh. Di sinilah pertarungan sengit mulai terlihat.

Quartararo yang di ambang pertanyaan publik, apakah dia sedang ada permasalahan pada motornya atau sedang punya strategi menghemat ban, ternyata harus dihadapkan pada agresivitas dua pembalap KTM yang terus berupaya menempel ketat Quartararo.

Pernyataan Quartararo tentang balapan buruknya sebagai pemuncak klasemen sementara MotoGP 2021. Sumber: Twitter.com/FabioQ20
Pernyataan Quartararo tentang balapan buruknya sebagai pemuncak klasemen sementara MotoGP 2021. Sumber: Twitter.com/FabioQ20

Menariknya, usaha mengejar Quartararo tidak dilakukan Binder, melainkan Lecuona. Ini bisa saja dikarenakan Binder kesulitan untuk bertarung dengan Quartararo di bagian tikungan.

Meskipun, Quartararo seperti keteteran dalam melibas lintasan lurus, dia masih bisa melibas tikungan dengan baik. Bahkan, tidak jarang Quartararo terlihat berusaha segera memasuki tikungan dengan indikasi kaki bagian sisi dalam lepas dari pijakan.

Biasanya, pembalap yang melakukan pengereman keras saat akan memasuki tikungan berarti sedang berupaya meningkatkan kecepatannya. Meski, ini juga bisa menjadi pertanda, bahwa si pembalap tidak mempunyai ritme balap yang baik.

Namun, karena Quartararo memang sedang di posisi terjepit, dia harus melakukan balapan sedemikian rupa. Saat Quartararo terlihat kesulitan itulah, kemudian dapat dimanfaatkan oleh Lecuona untuk bertarung sengit.

Bahkan, pembalap asal Spanyol itu berhasil menyalip Quartararo di tikungan ke kiri. Itu menjadi bukti kenapa harus Lecuona yang menempel Quartararo, karena dia ternyata bisa menyalip Quartararo di tikungan.

Di waktu yang berdekatan, di rombongan kedua dari depan, alias perebut jatah podium terakhir juga terjadi perubahan posisi. Jack Miller yang sebenarnya cukup untuk finis ketiga, malah membuat kesalahan dengan melebar, dan itu berhasil dimanfaatkan Espargaro dan Mir.

Perebutan posisi ketiga. Sumber: Motogp/Transmedia/Trans7
Perebutan posisi ketiga. Sumber: Motogp/Transmedia/Trans7

Mir kemudian langsung menaklukkan Espargaro di tikungan, setelah melihat Espargaro juga kesulitan menaklukkan tikungan ke kiri. Sayangnya, ini menjadi akhir dari duel di rombongan ini, karena Mir berhasil mempertahankan posisinya dan memanfaatkan kemampuan motornya untuk melibas tikungan lebih rapi dibanding motor-motor V4/L4.

Fokus pertarungan sengit kemudian kembali ke rombongan di mana Quartararo berada. Namun, kali ini bukan antara Yamaha dengan KTM, melainkan antara Yamaha dengan Ducati dan Honda.

Setelah Lecuona berhasil menyalip Quartararo, Binder pun menyusul. Kini, pekerjaan sulit Quartararo adalah kembali menghadang laju dua motor V4 lainnya.

Bastianini bisa dikatakan menjadi pemicu pertarungan sengit di rombongan ini. Terlihat sekali Bastianini sangat ingin menaklukkan Quartararo, meski motornya terlihat kesulitan untuk diajak berduel terutama dalam jarak dekat dengan tikungan.

Namun, upaya Bastianini patut diacungi jempol, karena bisa membuat penonton mulai tegang. Apalagi, melihat dirinya seringkali seperti kesulitan membuat racing line yang presisi, dan itu membuat Takaaki Nakagami (LCR Honda Idemitsu) punya kesempatan juga untuk turut bertarung.

Hari yang buruk lagi bagi Quartararo seperti di Jerez. Sumber: Motogp/Transmedia/Trans7
Hari yang buruk lagi bagi Quartararo seperti di Jerez. Sumber: Motogp/Transmedia/Trans7

Atmosfer pun mulai memanas, karena balapan tinggal menyisakan enam putaran lagi. Di sini, Marc Marquez mulai terlihat gencar menempel Bagnaia.

Itu karena memang Marquez punya kecepatan yang sebenarnya lebih baik dari Bagnaia. Dan, mulai dibuktikan dari tiap putaran yang tersisa, di mana Marquez terus berupaya mengambil alih posisi terdepan dari Bagnaia.

Teror demi teror dikerahkan oleh Marquez kepada Bagnaia, terutama ketika akan memasuki tikungan. Ditambah dengan tikungan arah kiri di sirkuit ini memang banyak dan merupakan kesukaan Marquez, seperti di Sachsenring.

Tiga putaran menuju finis, detak jantung Bagnaia makin tinggi, paddock Ducati disorot, dan mata penonton mulai tidak bisa beralih ke manapun. Ini adalah saatnya mengencangkan sabuk!

Marquez makin dekat dalam memburu Bagnaia. Sumber: Motogp/Transmedia/Trans7
Marquez makin dekat dalam memburu Bagnaia. Sumber: Motogp/Transmedia/Trans7

Benar saja. Selama tiga putaran tersisa itu, kita terus disuguhi adu salip antara Marc Marquez dengan Bagnaia.

Menariknya, setiap Marquez berhasil mendahului Bagnaia untuk masuk ke tikungan, Bagnaia berhasil membalas dengan mendahului Marquez untuk keluar dari tikungan. Dan, ini terus terjadi sampai puncaknya di putaran terakhir.

Ketika Marquez kembali mencoba memaksakan diri untuk masuk ke tikungan arah kiri, Bagnaia yang memang tahu titik tepat untuk mengerem tidak panik ketika melihat motor oranye kembali mendahuluinya. Karena, Bagnaia tahu, di situlah Marquez akan melakukan kesalahan.

Benar! Marquez melebar, dan Bagnaia langsung memanfaatkan momen itu untuk langsung membuat jarak.

Pemandangan ini sepintas seperti pernah terjadi di sirkuit yang sama dengan motor yang berwarna sama. Sumber: Motogp/Transmedia/Trans7
Pemandangan ini sepintas seperti pernah terjadi di sirkuit yang sama dengan motor yang berwarna sama. Sumber: Motogp/Transmedia/Trans7

Akhirnya, pertarungan sengit itu dimenangkan oleh Bagnaia, sekaligus menjadi klimaks dari sekian banyak pertarungan yang tersaji di seri ini. Balapan ini juga bisa dikatakan berkualitas, karena hanya ada dua pembalap yang gagal finis, yaitu Alex Marquez (LCR Honda) dan Jake Dixon (Yamaha Petronas SRT).

Artinya, dengan cuaca yang cerah dan dengan pilihan ban yang seragam, yaitu Hard-Soft, membuat balapan menjadi seru dan terkendali. Satu-satunya pembalap yang berbeda dalam memilih ban adalah Johann Zarco, yaitu Medium-Soft.

Daftar penggunaan ban di balapan ini. Sumber: Motogp/Transmedia/Trans7
Daftar penggunaan ban di balapan ini. Sumber: Motogp/Transmedia/Trans7

Imbasnya, tentu sudah bisa ditebak. Dia tercecer di posisi ke-17 (tanpa poin), saat rekan setimnya sekaligus rookie, Jorge Martin, berhasil finis ke-9 (7 poin).

Baca juga: Ketika Ducati Harus Diselamatkan Rookie

Namun, balapan ini tetap milik Ducati, karena mereka berhasil berpesta lewat kemenangan luar biasa dari Pecco Bagnaia. Ini adalah kemenangan ke-250 pembalap Italia di kelas utama, sekaligus menjadi kemenangan perdana Ducati di Aragon sejak Casey Stoner melakukannya pada musim 2010.

Itu juga menjadi kemenangan perdana Bagnaia di kelas MotoGP, dan menjadikannya sebagai penantang gelar juara dunia bersama Fabio Quartararo. Peluangnya masih terbuka, meski di seri selanjutnya, ada kemungkinan bagi Quartararo membalas kekalahannya di seri Aragon.

Artinya, balapan seri San Misano (19/9) nanti, diprediksi akan menjadi pertarungan sengit lagi, terutama antara Bagnaia, Quartararo, dan Mir. Di situ pula, patut dinantikan siapa pembalap yang akan menjadi penyemarak, apakah Jack Miller atau Marc Marquez lagi?

Selamat merasakan mimpi yang akhirnya datang, Pecco! Sumber: via Motogp.com
Selamat merasakan mimpi yang akhirnya datang, Pecco! Sumber: via Motogp.com

Malang, 12 September 2021
Deddy Husein S.

Terkait: Motogp.com, CNNIndonesia.com, Detik.com. 

Baca juga: Aprilia 2021, Meniru yang Tepat juga Membawa Berkah

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Balap Selengkapnya
Lihat Balap Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun