Mohon tunggu...
Deddy Husein Suryanto
Deddy Husein Suryanto Mohon Tunggu... Penulis - Content Writer

Penyuka Sepak Bola. Segala tulisan selalu tak luput dari kesalahan. Jika mencari tempe, silakan kunjungi: https://deddyhuseins15.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Menjadi Penulis pun Seperti Menjadi Atlet

19 Agustus 2021   20:28 Diperbarui: 23 Agustus 2021   09:05 436
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Greysia Polii dan Apriyani Rahayu, contoh atlet yang di Olimpiade Tokyo 2020 sedang bermental bagus. Sumber: Antara/Sigid Kurniawan/via Kompas.com

Apakah dengan media koran, saya sudah merasa puas dengan informasi yang disajikan?

Namun, itu tentu tergantung pemikiran, selera, dan keadaan. Mungkin, ada suatu tempat yang toko korannya lebih dekat daripada toko penyedia pulsa elektrik. Maka, ada kemungkinan orang yang malas bergerak akan (terpaksa) membeli koran, alih-alih pulsa.

Begitu pun dengan akses transaksi online, yang belum semua orang familier. Maka, ada kemungkinan orang-orang tersebut memilih menyambangi toko terdekat untuk mendapatkan 'modal informasi'.

Kemudian, permasalahan lain dari menulis adalah konsistensi dan tanggapan. Orang yang konsisten menulis, kemungkinan besar akan mendapatkan timbal-balik yang sepadan. Orang yang konsisten menulis juga, akan mendapatkan banyak tanggapan.

Soal baik-buruknya tanggapan, itu tergantung apa dan bagaimana kita menyajikan tulisan. Saya pun tidak bisa menjamin tulisan saya dapat diterima secara positif oleh semua yang membaca tulisan saya.

Itulah yang kemudian menjadi pertimbangan ketika akan menulis. Dapatkah kita memeroleh tanggapan positif?

Memang, ada orang yang bilang "biarkan tulisan itu menemukan hilirnya sendiri". Tetapi, tidak sedikit, orang yang menulis juga punya "mukjizat" terselubung, yaitu 'overthinking'.

Minimal, ada satu orang yang secara gerilya terserang 'overthinking' ketika menulis, yaitu saya. Terkadang, saya ketika menulis harus berhadapan dengan 'overthinking'.

Menurut saya, overthinking juga memberi sisi positif, yaitu kemampuan berpikir lebih banyak dan lebih dalam terkait suatu hal yang mungkin bagi orang lain hanya "bintang jatuh" yang sekali lewat. Tetapi, kalau menurut saya, sesuatu yang sekali lewat itu ibarat seperti teror hantu yang tanpa sengaja dapat kita lihat.

Bukan soal menyeramkannya, tapi tentang bagaimana kita bisa terus berpikir tentang kejadian yang singkat tersebut. Itulah yang kemudian, kalau diambil sisi positifnya bisa membuat kita terlatih untuk berkontemplasi.

Hasil dari kontemplasi itulah yang kemudian bisa disalurkan ke dalam bentuk tulisan. Artinya, menulis juga bukan pekerjaan yang mudah. Butuh banyak tahapan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun