Bahkan, sebenarnya di level klub pun, mereka akan menggunakan pola permainan yang baku, ketika laga yang dijalani adalah 'partai hidup-mati'. Seperti yang dilakukan Sevilla di Liga Europa 2019/20.
Baca juga: Barcelona Diajari Sevilla Menjadi Pemenang
Di laga semifinal ketika melawan Manchester United, Julen Lopetegui mengganti Youssef En-Nesyri dengan Luuk de Jong sebagai penyerang tengah. Dia mengganti tipe penyerang dinamis dengan penyerang statis.
Artinya, dalam upaya mengejar kemenangan, sebuah tim perlu bermain dengan pola yang jelas demi dapat memastikan peluang lebih besar untuk mencetak gol. Walaupun, kesannya seperti kaku, itu malah lebih baik dalam upaya menjamin terciptanya peluang dan gol.
Kalau taktik yang lebih mudah dimengerti para pemain bisa dilakukan, kenapa harus mencari taktik yang lebih sulit?
Apa yang dilakukan Sevilla itulah bisa membuktikan, bahwa taktik bermain dengan penyerang tengah tipe nomor 9 sampai kapan pun akan tetap penting. Terutama di level timnas.
Bahkan, timnas yang melahirkan banyak penyerang dinamis seperti Argentina dan Brasil tetap akan merindukan pemain seperti Gabriel Batistuta dan Ronaldo de Lima.
Itu juga yang seharusnya dimengerti Prancis saat ini. Bahwa, mereka juga butuh pemain seperti Giroud, alih-alih pemain seperti Benzema yang sudah bisa digantikan oleh keberadaan Mbappe dan nanti pasti akan muncul lagi pemain seperti itu di kemudian hari.
Artinya, permasalahan terkait timnas Prancis saat ini bukan tentang lebih penting "Gokar" atau "F1", melainkan kesadaran terhadap pentingnya pemain nomor 9 di skuad mereka. Buat apa mereka punya "F1", kalau sebenarnya mereka sudah mempunyainya pada diri Mbappe. Bukan lagi Benzema.
Deddy Husein S.
Terkait: Detik.com 1, Kompas.com, Bola.net, Detik.com 2, Sbnation.com, Kompasiana.com, Panditfootball.com, Kompas.com 2, Goal.com, Eurosport.com.
Baca juga: Membedakan Suka Liga dengan Tim Nasional
Tersemat: Premierleague.com, Youtube.com, Panditfootball.com, Voi.id, CNNIndonesia.com.