Mohon tunggu...
Deddy Husein Suryanto
Deddy Husein Suryanto Mohon Tunggu... Penulis - Content Writer

Penyuka Sepak Bola. Segala tulisan selalu tak luput dari kesalahan. Jika mencari tempe, silakan kunjungi: https://deddyhuseins15.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Empat Tim yang Patut Disorot Sepak Terjangnya di Euro 2020

13 Juni 2021   05:12 Diperbarui: 13 Juni 2021   09:58 456
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Trofi Euro 2020 | Sumber: EVGENY BIYATOV/SPUTNIK via AFP/via Kompas.com

Ini bukan semacam penerawangan seorang ahli atau pengamat sepak bola yang tebakannya selalu tepat seratus persen. Tulisan ini hanya sebuah prediksi santai dari seorang penyuka sepak bola.

Tulisan ini juga hanya berdasarkan faktor-faktor yang mudah diketahui banyak orang tentang persiapan beberapa tim kuat menuju Euro 2020. Salah satu tim tersebut kebetulan adalah jagoan saya.

Namun, sebelum mengetahui tim mana yang menjadi jagoan saya, mari disimak beberapa timnas yang patut disorot sepak terjangnya selama Euro 2020. Siapa saja?

Pertama, Timnas Portugal. Juara bertahan Euro 2016 masih menjadi salah satu tim kuat di turnamen akbar benua Eropa.

Alasan mereka masuk ke dalam daftar ini, bukan karena mereka adalah juara bertahan, melainkan karena komposisi skuadnya. Mereka saat ini terlihat jauh lebih baik daripada 5 tahun lalu.

Pilihan penjaga gawang lebih lumayan. Ada dua penjaga gawang yang punya kapasitas dapat menjadi pilihan utama di bawah mistar.

Rui Patricio yang menjadi penjaga gawang utama timnas dalam beberapa tahun terakhir sudah sangat berpengalaman. Ia juga merupakan kiper utama Wolverhampton Wanderers di Premier League.

Kemudian, ada Anthony Lopes yang merupakan penjaga gawang utama Olympique Lyon di Ligue 1. Andilnya sempat terlihat krusial di Liga Champions 2019/20.

Baca juga: Jatuh Bangunnya Anthony Lopes

Kemudian di jajaran bek juga terlihat lebih kokoh, karena potensi pemain muda seperti Joao Cancelo dan Ruben Dias sudah terlihat. 

Mereka dapat berdampingan dengan bek-bek senior seperti Jose Fonte dan Pepe yang bisa memberikan pengalaman dan ketenangan.

Di lini tengah juga kian menarik. Mereka kini tidak khawatir untuk mencari pengganti Joao Moutinho sebagai pengatur serangan. Karena, sudah ada Bruno Fernandes, yang terlihat lebih baik.

Lini serang, sekarang, Portugal tidak lagi terlalu khawatir dengan produktivitas gol. Di sana sudah ada Diogo Jota yang di musim 2020/21 bisa dikatakan berhasil menjaga produktivitasnya pasca pindah dari Wolves ke Liverpool. Termasuk keberadaan striker Eintracht Frankfurt, Andre Silva.

Susunan pemain yang mengalami peningkatan kualitas ini membuat taktik pragmatis pelatihnya, Fernando Santos, akan dapat dieksekusi dengan lebih baik. Jika Euro 2016 saja bisa, kenapa tidak tahun ini?

Skuad Portugal EURO 2020. Sumber: diolah dari CNNIndonesia.com dan Wikipedia.org oleh Deddy Husein S.
Skuad Portugal EURO 2020. Sumber: diolah dari CNNIndonesia.com dan Wikipedia.org oleh Deddy Husein S.
Tim kedua adalah Spanyol. Memang, tahun ini klub terkuat dari negara Spanyol gagal menjadi yang terbaik di Eropa. Tetapi, Luis Enrique terlihat jeli dan tahu pemain-pemain mana yang sedang on fire di level klub.

Enrique bisa dikatakan tidak anti untuk mencomot pemain-pemain yang bukan dari Real Madrid dan Barcelona. Dua klub yang memang bisa dikatakan penyedia pemain terbaik Timnas Spanyol dari masa ke masa.

Namun, dua klub ini bisa dikatakan sedang berada di fase jenuh. Di lini penjaga gawang Spanyol saja, tidak ada yang berasal dari dua klub tersebut.

Padahal, di 2008 dan 2010, Iker Casillas dan Victor Valdes ada di sana. Pemain belakang dan pemain tengah juga bertumpu pada dua klub raksasa tersebut.

Namun, pada Euro 2020 ini, secara perlahan kita melihat bahwa inilah yang disebut Timnas Spanyol. Tim yang memang harus diperkuat oleh pemain terbaik Spanyol dari mana pun mereka berasal.

Itulah mengapa, ketika Enrique tidak memanggil Sergio Ramos bisa dikatakan tepat. Alasannya pun bisa dikatakan logis, karena seperti yang publik penikmat sepak bola La Liga lihat, bahwa musim ini Ramos lebih banyak duduk di bangku cadangan daripada bermain dengan Raphael Varane.

Jika di klub--yang merupakan tempat mengerahkan permainan terbaiknya saja--Ramos sudah sulit bermain karena faktor kebugaran dan sebagainya, apalagi di timnas. Bisa sangat genting kalau sebuah tim membawa pemain yang punya kecenderungan tinggi untuk cedera.

Ini hampir mirip dengan Timnas Prancis yang gagal membawa Laurent Koscielny ke Piala Dunia 2018 ketika bek itu sedang berada di fase puncak performanya. Faktor cedera parah membuat mantan bek Arsenal itu harus merelakan kesempatan untuk mengangkat trofi Piala Dunia di Rusia.

Namun, keputusan pelatih hampir dapat dikatakan tepat. Pelatih harus rasional dan tidak terikat dengan kedekatan dengan satu-dua pemain saja. Ini berbicara negara, maka siapa pun yang dipanggil berhak mendapatkannya dan mereka pasti akan berjuang mati-matian untuk negaranya.

Dari situ, kita bisa melihat bahwa Enrique masih sangat profesional dalam menjalankan perannya sebagai pelatih Timnas Spanyol. Pemilihan pemain yang sedang on fire di level klub tanpa memandang asalnya dapat menjadi bukti.

Selain itu, usia para pemain yang dipanggil bisa dikatakan masih muda. Tidak seperti Euro 2016 yang masih "memaksa" para pemain veteran untuk mengeluarkan magisnya. Alhasil, di Piala Dunia 2018, skuat itu juga susah berkutik.

Itu yang sepertinya ingin diubah oleh Enrique. Lewat pembentukan skuad di Euro 2020 ini harapannya dapat bertahan dan berkembang untuk Piala Dunia 2022, nanti.

Skuad Spanyol EURO 2020. Sumber: diolah dari CNNIndonesia.com dan Wikipedia.org oleh Deddy Husein S.
Skuad Spanyol EURO 2020. Sumber: diolah dari CNNIndonesia.com dan Wikipedia.org oleh Deddy Husein S.
Tim ketiga adalah Prancis. Juara Piala Dunia 2018 datang ke turnamen ini seperti Timnas Spanyol di tahun 2012. La Furia Roja datang ke turnamen sebagai juara Piala Dunia 2010. Artinya, kekuatan hebat tim tersebut masih bisa diandalkan dalam kurun 4-6 tahun terakhir.

Hal itu yang sepertinya juga ingin dilakukan oleh Les Bleus. Malah, mereka terlihat seperti hendak menyempurnakan timnya dengan memasukkan satu keping puzzle yang telah lama hilang, Karim Benzema.

Mungkin terdengar dramatis, namun pada kenyataannya Timnas Prancis sebenarnya membutuhkan sosok Benzema. Meskipun, Prancis pada akhirnya mampu juara Piala Dunia, tapi mereka menjuarainya tidak dengan skuad terbaik.

Ada satu pemain terbaik mereka yang tertinggal, yaitu Benzema. Bahkan, sebelum Timnas Prancis berhasil merayakan gelar Piala Dunia 2018, banyak orang menganggap keputusan Didier Deschamps mengabaikan Benzema adalah kesalahan besar.

Tetapi, pada akhirnya, kita juga perlu mengerti mengapa seorang pelatih perlu membuat keputusan yang berat. Lagipula, pelatih mana yang berani meninggalkan pemain terbaiknya kalau tidak karena dia juga memikirkan tentang harmoni di skuad asuhannya.

Itulah yang mungkin dipertimbangkan oleh Deschamps ketika dia harus meninggalkan Benzema dan mencoba terus memaksimalkan keberadaan Olivier Giroud. Hasilnya pun bisa dikatakan bagus. Juara Piala Dunia, meski pada 2016 harus puas menjadi runner-up.

Tetapi, dengan prestasi menjadi finalis di dua turnamen beruntun itu, sudah memperlihatkan bahwa Prancis masih mampu tampil kuat. Setidaknya, mereka tahu cara untuk menang.

Bahkan, Deschamps juga tidak sepenuhnya bergantung pada skuad yang sama antara Euro 2016 dengan Piala Dunia 2018. Termasuk saat ini, pada gelaran Euro 2020, Prancis juga hadir dengan beberapa perubahan.

Hanya saja, memang, ada beberapa pemain yang masih bertahan di skuad sejak 2016. Seperti Hugo Lloris, Varane, Antoinne Griezmann, dan Giroud.

Dengan kembalinya Benzema, kemungkinan besar, Giroud harus menepi dari starting line-up. Kecuali, kalau Deschamps ingin melakukan perbedaan starting line-up saat menghadapi Hungaria.

Namun, ketika melawan Jerman dan Portugal, Prancis kemungkinan besar akan bermain dengan Benzema sebagai penyerang tengah. Dia ditopang oleh Griezmann dan Kylian Mbappe.

Keberadaan Benzema di tim juga membuat Deschamps bisa dikatakan punya pilihan untuk bermain seperti apa. Berbeda dengan ketika Deschamps melatih Prancis di Piala Dunia 2018.

Hampir, kita selalu melihat Prancis bermain dengan pola yang serupa. Namun, detail-detail tertentu untuk menyesuaikan lawannya itu sudah cukup untuk merepotkan semua lawan, termasuk Kroasia di partai puncak.

Sedangkan, pada Euro 2020, Deschamps diprediksi dapat lebih berani membuat kejutan. Walaupun, kita mungkin sudah kenal gaya bermain Benzema di Real Madrid, bisa saja di timnas, dia punya peran yang berbeda. Termasuk menantikan kartu As tersembunyi yang bernama N'Golo Kante.

Skuad Prancis EURO 2020. Sumber: diolah dari CNNIndonesia.com dan Wikipedia.org oleh Deddy Husein S.
Skuad Prancis EURO 2020. Sumber: diolah dari CNNIndonesia.com dan Wikipedia.org oleh Deddy Husein S.
Tim terakhir yang perlu dimasukkan ke empat besar adalah Italia. Pencantuman ini bukan karena mereka sudah bermain sebagai laga pembuka turnamen.

Namun, pencantuman ini berdasarkan gelora para pemain yang sedang terlihat ada di fase percaya diri yang bagus. Pemilihan pemain yang bisa dikatakan tepat, karena mengolaborasikan antara pemain muda yang penuh determinasi dan pemain senior yang sarat pengalaman.

Masih dipanggilnya Giorgio Chiellini dan Leonardo Bonucci bisa dikatakan tepat untuk menjaga para pemain tidak gampang goyah mentalnya. Namun, kunci permainan sebenarnya dipegang oleh para pemain muda dan para pemain yang memang punya etos kerja tinggi.

Seperti Ciro Immobile, Lorenzo Insigne, dan Nicolo Barella. Nama terakhir bahkan bisa dikatakan adalah paket komplet. Masih muda, visioner, dan tidak kenal lelah.

Kehadirannya dengan Spinazzola yang sedang di usia matang seperti meringankan beban Bonucci dan Chiellini untuk bekerja keras menghalau bola di pertahanan. Soal produktivitas, Italia juga terlihat bagus walaupun cenderung mengandalkan kolektivitas pemain.

Artinya, Italia seperti tidak terlalu membebankan penyerang untuk mencetak gol. Siapa pun boleh mengeksekusi peluang.

Beruntung pula, para pemain yang dipanggil Roberto Mancini sebagian besar merupakan pemain-pemain yang punya ketenangan dalam mengeksekusi peluang. Seperti Jorginho yang jago mengambil penalti. Insigne yang punya akselerasi bagus dan tidak jarang mencetak gol ajaib. Immobile pun jago menempatkan diri untuk mencari peluang emas.

Kehadiran pemain-pemain seperti ini dan pengalaman tinggi Mancini, diharapkan dapat membuat Italia kembali berprestasi. Hanya saja, kita tidak pernah tahu apakah yang dapat tersenyum di akhir turnamen adalah Italia atau yang lain.

Skuad Italia EURO 2020. Sumber: diolah dari CNNIndonesia.com dan Wikipedia.org oleh Deddy Husein S.
Skuad Italia EURO 2020. Sumber: diolah dari CNNIndonesia.com dan Wikipedia.org oleh Deddy Husein S.
Lalu, bagaimana dengan tim nasional lain?

Sebenarnya, kita tidak bisa mengabaikan Jerman, Belgia, Kroasia, dan Inggris. Namun, ada beberapa hal yang masih cenderung bisa dikatakan sebagai faktor X dari kemungkinan besar keempat timnas ini akan gagal melaju ke 4 besar.

Pertama, soal ketajaman lini depan. Dalam hal ini, Jerman menjadi tim yang perlu disorot. Melihat di Bundesliga yang produktif bukanlah striker Jerman, itu sudah menjadi sinyal darurat untuk timnasnya.

Memang, kita bisa mengacu pada Spanyol yang pernah berjaya di Euro 2008 walau Fernando Torres bukanlah striker tajam di La Liga. Tetapi secara individu, Torres memang produktif kala masih berseragam Liverpool.

Kedua, mentalitas. Permasalahan ini masih menjadi pekerjaan rumah Belgia, Kroasia, dan Inggris. Soal pemain yang sedang moncer di klub masing-masing, tiga tim ini memang punya. Tetapi, bagaimana kalau mereka bermain di timnas? Apakah mereka cocok dengan taktik pelatihnya?

Ketiga, titik jenuh. Hal ini sepertinya ada di timnas Jerman. Walaupun, pemain-pemainnya sudah banyak berubah, tetapi soal taktik dari pelatih yang sama kemungkinan sudah tidak membuat semangat yang menggebu-gebu bagi pemain-pemain lamanya.

Mungkin hal ini tidak terjadi. Tetapi, bagaimana kalau memang ada?

Memang, turnamen ini masih baru saja dimulai. Apa pun bisa terjadi. Bisa saja empat tim yang lolos ke semifinal Piala Dunia 2018 terulang di Euro 2020, karena faktor masih adanya kesamaan komposisi pemain dan pelatih.

Kalau begitu, tim mana yang akan saya dukung di Euro 2020?

Prancis.

Malang, 12-13 Juni 2021
Deddy Husein S.

Terkait: Detik.com, Kompas.com, Goal.com 1, iNews.id, Goal.com 2.

Baca juga: Walau Timnas Indonesia Kalah tapi Tidak Salah

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun