Itu yang sering menjadi kritik bahkan mungkin sudah menjadi identitas Timnas Indonesia. Bermain bagus selama 60 menit, setelah itu amburadul.
Namun, pada laga melawan Afganistan, justru para pemain Indonesia mampu mencetak gol di pertengahan akhir babak kedua. Itu pertanda, kalau para pemain Indonesia masih punya konsentrasi yang bagus hingga akhir pertandingan.
Itulah yang kemudian diperlihatkan lagi di laga melawan Thailand. Memang, sekali lagi, kita harus melihat Evan Dimas dkk. kebobolan gol cepat. Tetapi, mereka masih mampu bangkit dan menguasai keadaan.
Pemandangan itu juga terjadi di babak kedua. Ketika Thailand kembali mampu mencetak gol lewat sundulan Adisak, dan juga dengan situasi yang dibangun lewat bola mati, Indonesia tidak terlihat hilang semangat.
Hingga akhirnya, gol yang dibutuhkan oleh publik Indonesia kembali tercipta. Kali ini lewat Evan Dimas.
Sang kapten tim mendapatkan bola "beruntung" dari Egy Maulana Vikri dan langsung mengirim bola dengan kencang ke gawang Thailand. Skor kembali sama kuat, 2-2.
Sejak itu, permainan cenderung berimbang. Memang, para pemain Thailand masih berupaya membombardir pertahanan Indonesia, namun para pemain bertahan Indonesia juga sangat fokus untuk berduel.
Salah satu pemain bertahan yang terlihat jatuh-bangun di sisi kiri pertahanan Indonesia adalah Pratama Arhan. Pemain ini memang sering dieksploitasi dalam penyerangan Thailand. Namun, dia terlihat selalu siap menghadapinya.
Kredit juga diberikan kepada semua pemain Indonesia, termasuk Egy dan Witan Sulaeman. Dua pemain yang berkarier di Eropa itu terlihat sangat siap untuk berduel mati-matian dengan para pemain Thailand.
Keduanya walaupun merupakan penyerang, tetapi tidak keberatan untuk ikut bertahan, membantu dua bek sayap Indonesia. Sayangnya, dua pemain ini harus ditarik keluar karena cedera.