Seri kelima MotoGP 2021 digelar di Sirkuit Le Mans, Prancis (16/5). Ini adalah kandang bagi Fabio Quartararo (Yamaha Monster Energy) dan Johann Zarco (Pramac Ducati).
Keduanya juga berhasil mengisi posisi start di dua baris depan dengan Quartararo meraih pole position. Awalan yang bagus untuk membuka asa bagi Quartararo untuk dapat menebus kegagalannya menang di Jerez (2/5).
Namun, balapan harus berjalan dengan kondisi basah, karena hujan mengguyur lintasan saat balapan baru dimulai. Para pembalap pun mendapatkan kesempatan untuk mengganti motor dengan ban untuk trek basah.
Di sinilah drama dan kejutan dimulai. Beberapa pembalap terlihat bandel dengan tidak mau segera mengganti motornya, sedangkan beberapa pembalap segera mengganti motornya.
Saat seperti ini pandangan juga mengarah ke sosok ahli balapan flag to flag, yaitu Marc Marquez. Tidak butuh waktu lama bagi Marquez untuk dapat memanfaatkan situasi dengan berada di depan, membuntuti Fabio Quartararo.
Keduanya kemudian menuju pitlane bersamaan, bahkan dengan posisi motor side by side. Kakak Alex Marquez ini juga segera menuju ke lintasan lebih cepat dari pembalap lain.
Suzuki sepertinya sedang apes, karena Rins juga terjatuh setelah keluar dari pit. Padahal, dia hanya akan menikung tanpa membuka gas tinggi.
Pembalap lain yang mengalami kecelakaan adalah Franco Morbidelli. Namun, karena balapan berjalan flag to flag, maka Morbidelli berupaya membawa motor kembali ke pit.
Itu adalah syarat agar pembalap masih dapat melanjutkan balapan dalam situasi flag to flag. Sayangnya, itu tidak dilakukan Mir.
Mungkin, karena motornya sudah rusak. Atau, karena dia yang memang kurang berpikir jernih dan langsung kembali ke pit tanpa mengendarai motornya.
Situasi yang carut-marut ini kemudian seperti menguntungkan bagi beberapa pembalap. Namun pembalap yang sarat pengalaman seperti Marc Marquez terlihat lebih menonjol dari lainnya.
Ketika sudah kembali ke lintasan, dia berhasil memimpin balapan dan dibuntuti oleh Quartararo. Pilihan ban Marquez adalah Medium-Medium, sedangkan Quartararo menggunakan Soft-Medium.
Itu membuat Marc Marquez dapat membuat jarak sekitar 1,3 detik. Jarak ini bisa dikarenakan Quartararo sengaja menghemat ban atau memang Marquez sudah kembali pada tingkat kepercayaan diri yang penuh.
Kejutan-kejutan kemudian hadir dengan yang pertama adalah tentang hukuman dua kali Long Lap Penalty (LLP) yang dikenakan kepada Jack Miller dan Francesco Bagnaia. Duo Ducati Lenovo terindikasi telah memasuki pitlane dengan kecepatan lebih dari 60 km/j yang merupakan batas maksimal.
Kejutan ketiga dan sebenarnya adalah yang paling besar dari semua kejutan yang ada di balapan ini adalah terjatuhnya Marc Marquez. Dia jatuh di tikungan cepat dengan situasi high side dan yang dikhawatirkan adalah posisi jatuhnya.
Marquez jatuh dengan kondisi bagian kanan tubuhnya menghantam aspal terlebih dahulu. Namun, entah beruntung atau bagaimana, Marquez dapat melanjutkan balapan. Ini berarti Marquez baik-baik saja.
Posisinya terus merangkak naik dan memperlihatkan bahwa dia memang sangat bagus di sirkuit ini. Kita pun menjadi ingat bahwa dia adalah pemenang seri Le Mans musim lalu ketika masih mengendarai Ducati.
Kejutan kelima adalah Marc Marquez kembali jatuh dengan kondisi motor yang sama, yaitu sedang menuju tikungan ke kanan. Itu adalah pemandangan yang menyedihkan, padahal dia sempat seperti mengulangi momen Jerez musim lalu.
Marquez sempat memperlihatkan comeback sensasionalnya setelah berada di posisi 17. Secara bertahap, ia sudah berada di posisi 11 ketika balapan menyisakan 10 putaran lagi.
Apa yang terjadi pada Marc Marquez seperti mimpi buruk. Dia seperti tidak ingat dengan momen Jerez yang telah membuatnya cedera parah.
Hanya saja, di sisi lain, ini seperti petanda bahwa dia sudah kembali pada gaya balap aslinya. Ini bisa menjadi petanda bagus kalau Marc Marquez sudah mulai menemukan karakternya lagi di lintasan.
Meski begitu, apa yang dia lakukan menjadi kerugian, karena gagal meraih poin. Kecelakaan keduanya juga ada kemungkinan bahwa dia sudah melepas motornya.
Itu bisa dikarenakan kondisi fisiknya kembali tidak bagus atau motornya sebenarnya sudah tidak layak untuk balapan setelah kecelakaan pertama. Jika dibandingkan kecelakaan kedua, kecelakaan pertama seperti murni insiden yang tiba-tiba akibat kesalahan sendiri.
Sedangkan, kecelakaan kedua seperti insiden yang sepertinya sudah dia prediksi. Karena keadaan motor sebenarnya tidak melaju sekencang pada kecelakaan pertama. Dan, antisipasi kecelakaannya juga terlihat lebih siap dibandingkan sebelumnya.
Satu-satunya nilai untung dari kecelakaan itu adalah Marquez masih terlihat baik-baik saja. Hanya saja, dia seperti sangat menyesal, yang mungkin karena ada kaitannya dengan kesalahan yang dia lakukan sendiri.
Setelah kejutan kelima ini, balapan menjadi berjalan mengalir. Beberapa pembalap memang berhasil memperbaiki posisi. Namun, itu tidak terlalu mengejutkan.
Seperti Danilo Petrucci yang akhirnya bisa berada di perebutan posisi 4 besar, hingga Johann Zarco yang berhasil memangkas banyak waktu hingga akhirnya menyalip Fabio Quartararo yang terlihat makin kesulitan mengejar Jack Miller.
Jack Miller sebenarnya bisa menjadi kejutan terkait keberhasilannya mengisi posisi terdepan. Tetapi, dengan faktor motor Ducati, pencapaian di seri sebelumnya, dan tentu dengan kondisi lintasan basah, apa yang dia capai bukan sebuah kejutan.
Itu juga terjadi pada Bagnaia yang berhasil comeback hingga mengisi posisi keempat di akhir balapan. Apa yang dia capai bentuk dari bukti masih hebatnya Ducati di lintasan basah dan ketika berada di Le Mans, seperti musim lalu.
Semua pembalap yang berhasil bertahan di lintasan pada seri ini juga berhasil meraih pencapaian terbaiknya masing-masing. Seperti Miller yang kembali juara seri back to back. Zarco yang berhasil finis terbaik sebagai pembalap tuan rumah. Kemudian, Quartararo yang kembali memimpin klasemen sementara.
Tidak lupa dengan trio Honda; Alex Marquez, Takaaki Nakagami, dan Pol Espargaro yang berhasil finis 8 besar. Pencapaian yang bisa disebut kejutan adalah finisnya Iker Lecuona di posisi 9. Ini adalah posisi terbaiknya selama 5 seri berlangsung musim ini.
Di mana Valentino Rossi?
Sang legenda hidup ada di posisi 11. Dia finis di belakang mantan rekan setimnya, Maverick Vinales, dan di depan adiknya, Luca Marini.
Pencapaian ini setidaknya lebih baik daripada di Jerez yang hanya finis ke-17. Faktor cuaca, pilihan ban, dan pengalamannya balapan di lintasan basah sepertinya sedikit menguntungkan Rossi dibandingkan rekannya, Morbidelli yang antiklimaks.
Tinggal, apakah pencapaian para pembalap di seri ini dapat berlanjut di seri selanjutnya atau tidak. Karena, di seri selanjutnya, balapan akan digelar di Sirkuit Mugello.
Kemungkinan besar, balapan akan berlangsung dalam kondisi cuaca cerah. Jika demikian, motor-motor yang sangat kencang dan dipadu dengan peningkatan percaya diri pembalapnya akan sangat diunggulkan.
Para pembalap yang sedang di papan atas klasemen sementara kemungkinan besar masih diunggulkan untuk mencapai hasil yang bagus. Termasuk menunggu progres penampilan Marc Marquez.
Bisa dikatakan, balapan di Mugello adalah salah satu momen yang tepat untuk melihat apakah Marc Marquez memang sudah kembali seperti sediakala atau belum. Di sisi lain, Mugello juga akan mempertaruhkan mentalitas bagi Quartararo, Bagnaia, Zarco, dan Miller.
Namun, berhubung balapan baru akan digelar tanggal 30 Mei nanti, maka kita lebih baik masih merayakan kemenangan Miller di Le Mans.
Good job, Thriller Miller!
Deddy Husein S.
Terkait: Kompas.com dan CNNIndonesia.com
Baca juga: Hasil MotoGP Jerez 2021
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H